Room 0302, 3rd Floor, Holy Spirit Church - 248 Upper Thomson Road - Singapore - 574371



Retret Penyembuhan Luka Batin ( 26 – 28 Juli 2002)


(Click here for the photos)

PERKENALAN

Diawali dengan session perkenalan oleh Bapak Roy dan Ibu Winni retret penyembuhan luka batin ini berjalan dengan luar biasa. Kuasa Tuhan dicurahkan melalui hamba-hambaNya yang dengan iman ke-katolikan yang luar biasa indahnya.

Bapak Roy dan Ibu Winni adalah pewarta kabar baik yang diundang dari Jakarta, mereka adalah sepasang suami istri yang telah memberikan hidup mereka secara total (full timer) untuk melayani Tuhan. Mereka juga mendirikan Pusat Pelayanan Konseling di Jakarta.

Session perkenalan membuat semua peserta merasa semakin akrab dengan team yang melayani. Diceritakan kisah hidup beliau berdua sampai akhirnya mereka mau meletakkan segala apa yang mereka miliki untuk melayani Tuhan. Ya, beliau memberi contoh atas apa yang telah dilakukan maria pada kitab Lukas 10:38-42, mencari bagian yang terbaik yang tidak akan diambil dari mereka.


PERUMPAMAAN
Seperti yang dilakukan Yesus sewaktu mengajar para muridnya, Pak Roy dan Ibu Winny memberikan banyak  perumpamaan bahkan dalam bentuk permainan permainan.

Seperti, permainan domba dan gembala. Dimana setiap peserta diminta untuk mencari pasangan, setelah itu seorang memerankan gembala dan seorang lagi memerankan domba. Mata sang domba ditutup dengan kain, mengibaratkan tentang diri kita di dunia ini yang buta akan tipu daya dunia. Sang gembala harus membawa si domba berkeliling, naik turun tangga.

Setelah selesai peserta di tanya, siapa tadi yang memegang atau mencoba mencari pegangan, banyak tangan terangkat. Beliau mengatakan seperti itulah hidup kita didunia ini, berusaha mencari pegangan padahal kita telah memiliki Gembala yang terbaik, yaitu Yesus Kristus. Tapi kadang kala kita mudah menjadi tidak percaya dan mencoba mencari pegangan hidup sendiri.

Juga permainan lain yaitu setiap pasangan diminta untuk memakai sepatu pasangannya. Terkesan lucu, apalagi sewaktu melihat suami istri bertukaran sepatu. Hikmah yang diambil dari permainan ini adalah, tidak enak memang masuk ke dalam “sepatu” orang lain. Tetapi sering kita memaksa orang lain untuk menjadi seperti apa yang kita inginkan, memaksa orang lain untuk masuk ke dalam “sepatu” kita.

Tapi Yesus, mau masuk ke dalam “sepatu” kita dengan rela walaupun dengan segala kesakitan yang Ia alami, Yesus mau masuk ke dalam hidup kita, mau mati bagi kita. Seperti apa yang tertulis pada kitab Yesaya 53:3-6 (“Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.  Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang dia tanggung, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,….”)


HATI BAPA vs LUKA BATIN
Pada dasarnya Allah memiliki suatu kepribadian yang sempurna. Mengasihi, Peduli, baik, murah hati, selalu mengampuni, menerima kita apa adanya dan selalu menyertai.

Tetapi, kadang kita sering menganggap bahwa Allah itu tidak perduli, pilih kasih, kikir, kejam, senang kepada kita kalau kita berbuat baik, sulit memaafkan atau bahkan Allah tidak ada pada saat kita membutuhkanNya.

Mengapa demikian ? Ini disebabkan karena hubungan inter-personal antara kita dan Allah yang kurang sehat selama perkembangan hidup kita (kita jarang berdoa, jarang membaca firman, dsb). Hubungan yang tidak sehat ini menyebabkan kita sering menerima respon respon atau konsep maupun persepsi yang salah tentang pribadi Allah.

Beliau memberikan banyak kesaksian kesaksian yang mereka alami dalam pelayanan mereka yang menunjukkan betapa kita, manusia begitu lemah dan gampang sekali terluka karena kepahitan hidup yang kita alami sepanjang kehidupan kita.

Ada yang terluka dengan sosok ayah, ibu, teman, pekerjaan, trauma dan sebagainya.

Mengambil dari Lukas 12 : 13 – 35, tentang perjalanan 2 murid di Emaus. Beliau menjelaskan tentang penyembuhan batin yang Yesus lakukan.
Kalau kita baca ayat diatas, diceritakan bahwa kedua murid tersebut sedang mengalami kepenatan, kebingungan dan kekecewaan karena Yesus mati di salib. Yesus yang diharapkan untuk menjadi penyelamat, menjadi Raja, mati dikayu salib yang notabene suatu kehinaan pada jaman itu. Ya, kedua murid tersebut terluka batinnya dengan kekecewaan, seperti perasaan dikhianati. Mereka sedih, kecewa dan bingung.

Tertulis bahwa tiba tiba, Yesus datang dan berjalan bersama mereka. Dan Yesus bertanya kepada mereka apa yang mereka bicarakan, apa yang mereka risaukan. Padahal Dia Yesus, yang sedang dibicarakan mereka. Pastilah Ia tau apa yang tengah mereka bicarakan.

Ini menunjukkan 2 hal yaitu, Yesus selalu ada bersama kita seperti janjinya, tetapi kita sering tidak sadar akan kehadiranNya karena batin kita terluka dan membuat kita terbelenggu. Melalui perikop ini Yesus juga mengajarkan bahwa walaupun Ia adalah Allah yang maha tahu, Ia ingin kita menceritakan semua masalah, luka, kesedihan, kepedihan kita kepadaNya. Untuk apa ? agar kita disembuhkan. Ini sebabnya kadang kita merasa lega kalau kita sudah menceritakan masalah kita kepada teman, saudara, atau orang terdekat kita bukan ?  apalagi kalau kita ceritakan kepada Yesus, sang penyembuh.


PENGAMPUNAN

Dalam session ini beliau menjelaskan tentang sikap biblis yang dapat dilakukan dalam penyembuhan bathin.

Hadapi masalahmu
Akui betapa sakitnya, marahnya, kecewanya kepada diri sendiri atau kepada orang lain. Seperti yang tertulis pada kitab Yakobus 5 : 16.

Terima tanggung jawabmu dalam perkara ini

Tidak ada alasan untuk melepaskan tanggung jawab. Salah tetap salah, jangan mencari kambing hitam. (1 Yoh 1 : 8-9)

Tanya pada diri sendiri apakah saya sungguh mau sembuh
Why ? karena kadangkala ada orang yang “senang” sakit karena mendapat perhatian atau simpati dari orang sekitarnya.

Ampuni Setiap orang yang terlibat dalam masalah itu

Ampuni dirimu sendiri
Terima dirimu yang tidak sempurna, yang juga bisa keliru.

Minta Roh Kudus menunjukkan apa sesungguhnya yang menjadi masalahku.
Berdoa kepada Roh Kudus. Kadang Roh kudus juga bisa memakai perpanjangan tangan dari konselor untuk membuka luka luka hati.


Dengan bantuan Romo Martin, pada sabtu malam peserta diajak menikmati hadirat Allah yang indah. Monstran dengan ukuran yang kecil tetap dapat membawa setiap peserta merasakan kasih Tuhan yang begitu besar. Kasih yang melampaui batas pikiran manusia, kasih yang mengampuni. Terdengar tangisan dari beberapa peserta pada saat kami bersama sama menyembah Allah.

Acara ditutup dengan silensium, dilanjutkan dengan pengakuan dosa dan konseling. Setiap peserta diajak untuk merenungkan dan membuat surat cinta kepada Tuhan, segala pengharapan, segala suka dan duka semua ditumpahkan ke dalam surat tersebut.

Tak lama, terlihat banyak dari peserta yang berduyun-duyun untuk mengakukan dosa dalam sakramen pengakuan dosa yang dibawakan oleh Romo Martin. Selain itu juga terlihat beberapa peserta juga melakukan konseling dengan tante-tante team yang melayani.

Malam itu, Kasih Tuhan telah mengalir dalam setiap hati umatNya yang hadir. Kasih yang sempurna dari Bapa kita yang sempurna.


PENCURAHAN ROH KUDUS
Melengkapi hadirat Tuhan, pada keesokkan harinya Pak Roy dan Ibu Winni beserta team melanjutkan session dengan mendoakan semua peserta yang hadir. Setiap peserta di doakan secara khusus satu persatu.

Kuasa Tuhan kembali mengalir. Terlihat betapa begitu banyak anak-anakNya merasakan jamahanNya, mereka menangis, ‘resting in the spirit’ dan bernyanyi menyembah Tuhan.


EFESUS 3 : 14-21
Ditutup dengan ayat diatas, Pak Roy mengajarkan bahwa hanya Yesus yang bisa mengampuni 1 kali secara utuh, sedangkan manusia tidaklah bisa hanya dengan 1 kali dapat mengampuni secara sempurna. Kita, manusia membutuhkan waktu untuk mengampuni. Tujuh puluh kali tujuh kali, demikan yang dikatakan Yesus. Ya, hanya dengan berharap kepada Tuhan dan bertekun didalamNya, kita semua dapat menemukan suatu kesembuhan yang sempurna.

Kita butuh untuk berulang-ulang membuka kembali, mengingat kembali kepahitan kita, rasakan kepedihannya kemudian kita obati dengan obat yang tepat. Mengampuni dalam nama Yesus, mengasihi dalam nama Yesus. Mungkin kita sebagai manusia tidak bisa, terasa berat untuk mengampuni, tapi dalam kuasa nama Yesus, kita harus terus berharap akan suatu pemulihan karena hanya Dialah sang penyembuh yang sejati.

Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan dan pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.

Bagi dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun temurun sampai selama-lamanya.


Tuhan memberkati.


@ KKIHS Webmaster 2002