KARISMATIK KATOLIK INDONESIA HOLY SPIRIT
Room 0302, 3rd Floor, Holy Spirit Church, 248 Upper Thomson Road, Singapore 574371

APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI

EDISI 11 Februari 2003

“KERUKUNAN DALAM KELUARGA“
Oleh Romo J.Widayaka CM, Lic.Ed.

Hidup Beriman Katolik. Saya mengajak anda sekalian merenungkan lebih dalam dan jujur perjalanan kehidupan iman sebagai orang Katolik di tengah masyarakat modern ini. Saya memberikan pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk memikirkan hal ini, “Banggakah anda menjadi orang Katolik?”, “Apakah yang kalian rasakan manfaatnya dalam hidup sehari-hari menjadi Katolik?, “Sikap dan tingkah laku manakah yang kalian rasakan perubahannya setelah menjadi Katolik?”. Kiranya masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan kepada kalian untuk memahami perjalanan hidup beragama dan beriman Katolik, khususnya dewasa ini dalam masyarakat yang pluriform ini. Mungkin sekali kalian tidak pernah berpikir lebih mendalam mengenai hal-hal tersebut di atas. Setiap hari kalian menjalankan tugas dan kewajiban sehari-hari secara rutin.

Pertanyaan-pertanyaan di atas mengajak kita berpikir lebih jauh dan mendasar : 1.Apakah kalau saya dibaptis dan resmi menjadi Katolik, hal itu dengan sendirinya saya beriman Katolik?  2.Apakah orang beragama itu selalu berarti juga beriman ? 3.Apakah beragama tidak sama dengan beriman?


Dalam kenyataan hidup sehari-hari di masyarakat dewasa ini, tampaknya ada perbedaan cukup besar antara hidup beragama dengan hidup beriman. Hidup beragama lebih menekankan segi formalitas, kewajiban-kewajiban dan peraturan-perturan yang diberikan oleh agama tersebut tanpa perlu dipahami artinya terdalam dan manfaatnya bagi perkembangan hidup rohani seseorang. Karena itu bila orang beragama demikian, maka biasanya orang tersebut bersikap pasif dan acuh tak acuh, munafik, sok benar, tertutup, hanya memanfaatkan agama untuk kepentingan diri, tidak kuat komitmennya, tidak memiliki prinsip hidup yang mendalam, fanatik sempit, mudah diombang-ambingkan. Di dalam masyarakat modern ini orang tersebut tenggelam di masyarakat luas, merasa minder dan oportunis.

Sedangkan hidup beriman lebih menekankan segi penghayatannya. Karena itu bagi orang yang beriman lebih penting adalah pengalaman

rohani, yaitu relasi kasih dengan Tuhan. Orang beriman akan selalu bertanya, “Bagaimana selama ini pengalamanku akan kehadiran Tuhan dalam kehidupanku sehari-hari?” “Bagaiamana kehadiran Tuhan dapat kurasakan dalam hidupku sehari-hari, sehingga aku perasa hidupku penuh gairah, harapan, kuat, tabah dan tidak mudah putus asa, bahkan bahagia, damai, pasrah, dan selalu bersyukur atas apa saja yang boleh saya alami dalam hidup ini?”  Kehadiran Allah tampak dalam semangat hidup, cara orang memandang kehidupan itu, tingkah laku dan pergaulannya sehari-hari dengan sesama. Benarkah semuanya ini kita alami dalam kehidupan? Hanya kalian secara pribadi dapat menjawab pertanyaan itu.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut membawa kita kepada suatu persoalan dasar, yaitu iman harus menjadi dasar hidup orang kristiani. Iman bukan berada di samping kehidupan manusia sehari-hari. Bagaimana pun sibuk dan banyak permasalahan yang kita hadapi, kita tidak dapat mengabaikan kehidupan iman, bahkan iman harus menjadi dasar dan terang atas segala permasalahan yang kita hadapi dalam kehidupan ini.

Kehidupan iman sangat erat kaitannya dengan perkembangan kehidupan rohani seseorang. Yang dimaksudkan dengan perkembangan rohani adalah bagaimana saya secara pribadi memelihara hubungan/komunikasi dengan Tuhan dalam hidupku sehari-hari. Relasi dengan Tuhan tidak cukup dilakukan secara formal dan ritual, tetapi harus secara pribadi. Menurut agama Katolik hubungan pribadi dengan Tuhan dapat dipelihara dan berkembang melalui Sabda dan Ekaristi. Kedua unsur ini sangat fundamental bagi perkembangn iman seseorang, karena Tuhan hadir dalam pribadi Kristus yang kita jumpai dalam Sabda dan Kurban Salib, yang kita rayakan setiap kali dalam perayaan Ekaristi Suci. Sebenarnya kehidupan rohani seorang kristiani bersumber pada kematian dan kebangkitan Kristus yang kita rayakan dalam Ibadat Ekaristi Suci.

Apakah yang menyebabkan iman dan kehidupan rohani seseorang tidak dapat berkembang baik? Alasan yang utama karena kita mudah sekali jatuh ke dalam rutinitas hidup. Kita mudah sekali tenggelam dalam berbagai kegiatan di pekerjaan, keluarga dan masyarakat. Kehidupan semacam itu tidak jarang menimbulkan dalam diri kita kecemasan,


Back to Mainpage