KARISMATIK KATOLIK INDONESIA HOLY SPIRIT
Room 0302, 3rd Floor, Holy Spirit Church, 248 Upper Thomson Road, Singapore 574371

APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI

EDISI 11 Februari 2003

merupakan kriteria perkembangan iman dan kasih seorang kristiani. (WAICC Newsletter, edisi Oktober 2002. Dikutip seijin WAICC dan Penulisnya).


RENUNGAN: PEMBINAAN BERKELANJUTAN
(Matius 13:1-23)

Oleh: A.S.Hadiwiyata
(Anggota Lembaga Biblika Indonesia)

Bagi siapa saja. Itulah kesan yang dapat muncul ketika membaca perumpamaan tentang penabur, Matius 13:1-8. Memang cara menyebar benih demikian tidak lazim dilakukan petani di Indonesia. Namun apa yang tertulis cukup menggambarkan sikap dan tindakan penabur yang tidak memilih-milih tempat dan tanah. Bagaimana pun keadaan tanah itu – berbatuan, bersemak duri, atau subur – semua mendapat kesempatan yang sama, menerima benih yang sama, mengalami “nasib” oleh alam yang sama. Namun pada akhirnya buah hasilnya berbeda-beda, berdasar kualitas dan mutu tanah penerima.

Meski perumpamaan Yesus pada umumnya berbicara mengenai hal-ihwal kerajaan Allah, namun cukup menarik untuk memperhatikan, bagaimana jemaat perdana menafsirkan perumpaan ini. Dikatakan dalam penjelasan – yang oleh penginjil seolah-olah diberikan Yesus kepada para murid-Nya – bahwa benih itu adalah firman Allah, sabda pewartaan yang disebarluaskan oleh Yesus sendiri dan oleh para pewarta yang lain. Dalam evaluasi lebih lanjut ternyata bahwa firman yang disebarluaskan lewat pengajaran, pewartaan, kesaksian dan kegiatan lain itu menghasilkan jumlah buah yang berbeda-beda.

Berbicara mengenai firman Tuhan dengan kekuatan dan dayanya, orang teringat akan ucapan nabi Yesaya yang pernah mengatakan, bahwa firman Tuhan itu laksana air hujan yang dapat menyuburkan tanah, yang bagaimana pun juga tidak akan kembali ke atas, kepada Tuhan, dengan sia-sia (lihat Yesaya 55:10-11). Kiasan yang sangat bagus ini mau menekankan daya kekuatan firman Allah, yang dapat mengubah,

membaharui, menghasilkan hal-hal positif bagi orang yang menerimanya.

Namun rupanya hal itu tidak berjalan secara otomatis. Berhasil tidaknya, berbuah tidaknya firman yang disebar luaskan secara murah, bebas, tertuju kepada siapa saja, ternyata menemukan manusia yang berbeda-beda, baik dalam mutu kehidupannya maupun dalam cara menerima dan mengolah firman yang ditawarkan kepada mereka.

Kenyataan seperti inilah yang dulu dilihat oleh Penginjil dan juga jemaatnya, sewaktu merefleksi kembali karya pewartaan mereka sekian puluh tahun sepenginggal Yesus. Sesudah sekian puluh tahun hadir dan bertumbuh di bumi Palestina dan wilayah-wilayah sekitarnya, dapat dilihat peta perkembangan Kekristenan dengan berbagai macam situasi dan kondisinya. Di beberapa wilayah jumlah umat cukup menggembirakan. Namun sayang tidak bertahan lama, tidak mengakar dengan baik. Di wilayah lain kelompok-kelompok umat mengalami pengejaran, penganiayaan dari berbagai pihak – enatah dari pemerintah asing, entah dari kelompok bangsa sendiri yang fanatik, demikian hebatnya sehingga tidak sedikit penerima firman yang memilih mundur teratur. Namun terdapat juga daerah di mana perkembangan kekristenan sungguh mengagumkan. Tidak hanya jumlah yang bertambah pesat, melainkan juga mutu umat beriman sendiri patut dibanggakan. Mereka ini dengan tangguh dan tekun menghasilkan buah-buah positif yang dinikmati baik oleh komunitas beriman sendiri, maupun oleh masyarakat sekitarnya. Kiranya situasi semacam inilah yang mau digambarkan dalam Kisah Para Rasul (bab 2, 4, 5).

Situasi yang sama juga bisa ditemukan di bumi Indonesia sendiri. Orang dapat mengamati mana daerah-daerah yang cukup tanggap dan antusias menerima Kekristenan. Kemudian dari mereka bermunculan buah-buah yang menggembirakan. Namun juga dapat ditemukan, mana daerah yang “gersang”, bahkan sungguh “menderita” karena siatuasi dan kondisi setempat yang kurang menguntungkan.

Memperhatikan gambaran-gambaran di atas, muncul pertanyaan, bagaimana cara dan upaya yang harus ditempuh agar “tanah-tanah” yang gersang dengan segala keadaannya yang


Back to Mainpage