KARISMATIK KATOLIK INDONESIA HOLY SPIRIT
Room 0302, 3rd Floor, Holy Spirit Church, 248 Upper Thomson Road, Singapore 574371


JANUARI FEBRUARI MARET APRIL&MEI

EDISI 14 Juni 2003

semua karunia2 dari Roh Kudus ini bisa diperoleh dan diminta oleh para peserta retret. Tentunya keinginan memperoleh karunia2 Roh Kudus harus sejalan dengan keinginan untuk dipakai dalam pelayanan karena akan percuma saja berharap mendapat karunia2 Roh Kudus bila tujuannya hanya untuk iseng2 dan bukan untuk pelayanan, karena karunia Roh Kudus tidak bersifat permanent, artinya jika dipakai untuk pelayanan karunia Roh Kudus dapat semakin bagus dan semakin banyak, tapi jika tidak dipakai untuk pelayanan akan hilang.  Hal ini sama dg perumpamaan tentang talenta dalam Injil Matius 25 : 14 – 30 dan Injil Lukas 19 : 12 – 27.  Maka diakhir session hari kedua kami mengadakan penyembahan yang luar biasa indahnya, kami meminta dan memohon karunia2 Roh Kudus, kami semua tersungkur, terpesona dan menangis bahagia, haru dan sukacita menjadi satu.

Saya mengalami perasaan yang agak bingung dan galau, tapi tetap tidak mengerti meskipun beberapa teman mengatakan saya memperoleh karunia istimewa.  Kami dilarang membahas apapun dan diminta banyak berdoa dan hening alias puasa bicara sampai besok hari Ketiga.


WORKSHOP


Hari Ketiga kami mendapat pengajaran lebih dalam lagi tentang tiap2 karunia Roh Kudus berikut workshop.  Dimana pada saat kami akan mengadakan workshop untuk tiap karunia, diawali dengan penyembahan dalam bahasa Roh terlebih dahulu.  Lalu kami diminta berpasangan dengan peserta retret yang tidak kami kenal sama sekali, dan kami saling mendoakan berdua dengan panitia/pembicara.  Setelah itu kami saling check dan recheck dan sesudah selesai untuk satu karunia dilanjutkan dengan pengajaran tentang karunia tsb. sebelum mengadakan workshop lanjutan dengan karunia Roh Kudus yang lainnya.  Demikian satu persatu kami melakukan workshop dan mendapat pengajaran sesuai dengan karunia yang memang ingin diberikan oleh Roh Kudus kepada tiap2 peserta retret saat itu.

Tentunya pembicara dan panitia tidak bisa menjadwal session ini, karena memang benar2 terserah kepada Roh Kudus maunya memberikan karunia apa, tidak ada urutan yang tetap dan sama.

Sebagai ucapan syukur, kami mengakhiri retret dengan mengadakan misa syukur bersama seluruh peserta.


PERUTUSAN

Pada mulanya saya tidak mengerti kalau retret ini pada akhirnya merupakan retret perutusan, tapi memang akhirnya retret ini menuntut para peserta untuk melayani untuk pergi mengembangkan talenta yang telah kami peroleh.  Sebagai  seorang pembina SBI saya merasa tersesat menjadi peserta retret karunia Roh Kudus, karena saya tidak tahu dalam bidang mana karunia Roh Kudus ini bisa saya pakai dalam pelayanan saya saat itu.  Tapi memang Tuhan punya rencana yang tidak bisa kita ketahui, tidak lebih dari seminggu saya sudah diajak untuk mengunjungi seorang anak SBI yang sakit kanker stadium IV namanya Koko.  Koko bersama orang tuanya masih belum beragama Katolik, tapi Koko minta dibaptis padahal usianya baru sekitar 7 tahun, sehingga orangtuanya meminta ijin kepada romo paroki yang akhirnya menyetujui.  Mulai saat itu saya terbeban untuk mendoakan Koko.  dan mengunjungi secara rutin di rumah sakit Dharmais.  Kondisi Koko secara keseluruhan sebenarnya sangat baik, badannya sehat dan segar, pertumbuhan badannya juga baik, jadi selama dia tidur tidak ada orang yang mengira ia sakit.  Tentu saja kita tidak bisa melihat dia terjaga karena dia memang berada dalam kondisi setengah koma karena kankernya menyerang otak tepat di bagian bawah otak kecilnya.  Tidak seorangpun dokter yg berani mengoperasikan karena resikonya sangat besar dan kemungkinan pulih kembali sangat kecil, bahkan dokter di luar negri pun sudah angkat tangan.  Saya mendoakan Koko karena kasihan terlebih karena ia tidak bisa berkomunikasi dg orangtuanya.  Orangtuanya pun sedih dan berjanji pada anaknya bahwa mereka akan menyusul ikut dibaptis sesudah selesai mengikuti kelas katekumen.  Hari pertama setelah saya mengunjungi mereka, saya mendapat penglihatan seperti suatu adegan film : saya melihat Koko menangis meronta-ronta dalam gendongan seorang wanita tua yang membawanya lari dan menyerahkan Koko kepada sebuah mahluk seram.  Saya bingung tapi juga sangat sedih merasakan teriakan Koko yang putus asa, saya segera menanyakan penglihatan ini kepada orangtua Koko.  Mereka segera teringat bahwa dulu ketika Koko masih bayi pernah dibawa oleh neneknya ke klenteng untuk dipersembahkan/diangkat anak karena Koko sakit2an ketika masih bayi.  Segera saya mendoakan Koko menenangkan jiwanya yang menderita dan terikat kuasa gelap, mendoakan doa luka batin dan pemutusan ikatan kuasa gelap dan memohon rahmat dan kasih Tuhan memenuhi hati Koko.  Begitu saya pulang, sorenya kebetulan sekali Koko dikunjungi oleh Bp.Benyamin Ratu yang datang mengunjungi salah satu pasien di ruang yang sama.  Beliau juga merasakan hal yang sama dan mendoakan Koko, besoknya Koko sadar dari komanya dan berbicara banyak dengan orangtuanya sebelum akhirnya kembali koma dan meninggal.


Back to Mainpage