| |
Papa kami mulai sakit sekitar 1.5 – 2 tahun
yang lalu (diabetes dan pernah tipes).
Tanggal
8 Januari 2003 masuk ke RS Husada karena
diabetes, infeksi paru-paru dan fisik
lemah
(turun 20-25 kg, kadar gula rendah)
kemudian
keluar tanggal 12 Januari 2003 (5 hari).
Tanggal 13 Januari 2003 masuk ke RS lagi
(Manuela) karena kadar gula rendah 75 (normal
100 lebih), trombosit rendah 78.000 (normal
150.000 – 500.000) dan albumin rendah (bagian
dari protein) dengan kondisi ngak sadar dan
teriak2 katanya badannya sakit.
Dokter yang menangani terus mencoba untuk
menaikkan trombositnya tapi ngak naik-naik
walaupun udah nambah 30 bungkus trombosit
malahan makin turun rata-rata antara 37.000
– 39.000. Besokannya dia mendingan udah ngak
teriak2 lagi tapi 2 – 3 hari kemudian jiwanya
ngak sadar (contoh dia bilang lapar tapi
mau buka baju) dan berontak terus kemudian
dokter menyarankan untuk diperiksa sum2nya
apakah ada infeksi darah atau kangker akhirnya
tanggal 20 Januari 2003 pindahkan ke RS Husada
karena alatnya lebih lengkap.
Di Husada masuk ke ICCU dengan kondisi
fisiknya
ngak sadar dan berontak (dokter RS
Husada
mengikat kaki dan tangannya sampai
tangannya
lecet karena berontak terus). Dokter
mengatakan
papa kami terserang malaria plasmodium
facivarum
(malaria ganas), infeksi paru2, HB
rendah,
kadar gula rendah, albumin rendah,
trombosit
rendah, berat badan semakin turun 45
kg.
Dokter bilang tidak perlu cek sum2.
Selasa malam mulai kritis jiwa papa kami
nga sadar 100% (dipanggil pun udah
nga nengok)
dan vonis dokter untuk sembuh itu susah
terus
kita nanya bisa bertahan berapa lama, dokter
jaga hanya mengatakan terserah yang diAtas
biasanya susah dan setelah selesai jam besuk
saya berkata kepada Donna saya bilang "Don,
papa kami harus pulang ke Bangka karena
semua orang didaerah saya sering menawarkan
papa kami ke dukun tapi papa kami menolak
apa kata
|