Kategori:
Hal. Utama
Tentang Kami
Events
Persekutuan
Sharing
Bacaan Rohani
Galeri
WebLinks
Newsletter
Buku Tamu
Iklan KKIHS
One Bread One Body


Room 0302, 3rd Floor, Holy Spirit Church - 248 Upper Thomson Road - Singapore - 574371



Judul Sharing/Renungan Nama pengirim Tanggal Posting
II Raja-raja 6 : 1 – 7 Rm. Yandhie dari Denpasar 30 Agustus 2001
My Diary 1 Kwang 04 September 2001
My Diary 2 Kwang 05 September 2001
Anak yang Hilang Sandy 12 September 2001
Teroris Sandy 14 September 2001
Kasih Fenni 06 Oktober 2001
Bahasa Kasih Awet 22 Oktober 2001
Renungan karena Cicak Fenni 23 Oktober 2001
3 Peristiwa (Sharing Pribadi) Fenni 24 Oktober 2001
Selamat Jalan Teman Elren Rusli 16 November 2001


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



II Raja-raja 6 : 1 - 7


Shalom,
Berikut saya bagikan bacaan firman yang dibagikan oleh Romo Yandhie (Pewarta dari Denpasar) – Saya rangkumkan dengan menggunakan kalimat saya sendiri (Semoga tidak mengubah isi dari apa yang Romo bagikan ).


Ayat 1 - 2
Tertulis : “The company of the prophets said to Elisha, "Look, the place where we meet with you is too small for us. Let us go to the Jordan, where each of us can get a pole; and let us build a place there for us to live." And he said, "Go" ”.

Dikatakan bahwa “The company of the prophets said to Elisha….”.
The company atau serombongan – Ini menunjukkan bahwa kita sebagai hamba / alat Tuhan tidaklah dapat bekerja sendirian. Oleh karena itu kita ditempatkan di dalam suatu komunitas, persekutuan doa, gereja, ataupun bentuknya yang bertujuan sama.
Dalam arti walaupun kita banyak tetapi kita mempunyai satu tujuan yaitu melayani Tuhan.

Seperti halnya para nabi saat itu, mereka mempunyai masalah dengan tempat tinggal mereka yang sudah terlalu sempit bagi mereka semua. Karena mereka bertambah banyak.
Ini juga mengingatkan kita, bahwa di dalam suatu komunitas pasti akan ada masalah ( karena banyaknya anggota sehingga banyak perbedaan pendapat ).
Tetapi hendaklah dalam masalah itu kita selalu berusaha dan meminta kepada Tuhan untuk ikut serta. Sama halnya dengan para nabi saat itu yang mengajak Nabi Elisa untuk ikut campur dalam masalah mereka.

Ayat 3
Tertulis : Then one of them said, "Won't you please come with your servants?" "I will," Elisha replied.

Disini kembali ditekankan untuk membawa Tuhan dalam segala hal. Dimana sebagai contoh sebelum makan, tidur dan mungkin dalam kegiatan sehari hari kita selalu memulai dengan Tanda kemenangan kita (Tanda Salib), ini menunjukkan bahwa kita membawa Bapa, Putra dan Roh Kudus ikut serta dalam kehidupan kita.

Jikalau kita mengajak Bapa, Putra dan Roh kudus dalam setiap kegiatan tentulah kita sendiri tidak akan berbuat dosa lagi bukan ?

Ayat 5
Tertulis : “As one of them was cutting down a tree, the iron axhead fell into the water. "Oh, my lord," he cried out, "it was borrowed!"

It was borrowed !! Kalimat ini mengingatkan kepada kita bahwa segala sesuatu yang kita miliki, sebagai contoh: Hidup kita, uang, material lain, talenta, apapun itu juga; adalah merupakan pinjaman dari Tuhan kepada kita di dunia ini. Gunanya untuk apa ? apalagi kalau bukan untuk melayani sesama dan Tuhan.

Jadi, hendaknya kita tidak menjadi sombong. Hendaknya kita bekerja sama satu sama lain. Tidak ada yang pintar, tidak ada yang kurang pintar, tidak ada yang bodoh. Karena setiap dari kita diberi talenta yang berbeda beda.

Kerjasama bukan berarti semua orang dalam satu komunitas tersebut kerjanya sama semua. Melainkan saling melengkapi satu sama lain sehingga komunitas tersebut dapat bertumbuh dalam satu kesatuan yang utuh.

Ayat 6 dan 7
Tertulis : “The man of God asked, "Where did it fall?" When he showed him the place, Elisha cut a stick and threw it there, and made the iron float. "Lift it out," he said. Then the man reached out his hand and took it.”

“ Kemana jatuhnya ?? “; Ini mengingatkan kepada kita semua. Hendaknya kita tidak mencari cari kesalahan saudara atau saudari  kita, hendaknya kita selalu bercermin diri terlebih dahulu.  Carilah kesalahan kita di dalam diri kita sendiri bukan dengan mencari di tempat lain ( orang lain ).

Seperti yang dikatakan Mother Teresa. “Selalu percaya bahwa orang lain telah memberikan yang terbaik dari diri mereka, maka kamu baru bisa memberi yang terbaik dari diri kamu sendiri”.

Hal kedua yang ingin disampaikan adalah “ stick “ atau kayu. Kita tau bahwa mata kapak terbuat dari logam ( sesuatu yang berat ), yang tidak mungkin mengapung jikalau kita lempar ke dalam air. Tetapi mujizat terjadi. Hanya dengan kayu saja Elisa bisa membuat kapak tersebut mengapung dan menyuruh orang itu mengambil kapak tersebut.

Ini mengingatkan kita akan SALIB YESUS. Sama seperti 2000 tahun lalu. Kita adalah mata kapak yang tenggelam tersebut. Kita tenggelam di dalam dosa  dosa kita. Tetapi Yesus datang dengan salib kayunya. Dia membuat kita yang tidak mungkin diselamatkan menjadi ‘mengapung’ ( di beri suatu kasih karunia untuk diselamatkan ).

Tetapi Allah kita adalah Allah yang adil, Ia tidak memaksakan kita untuk mengikuti Dia. Melainkan Ia meminta kita untuk ‘MENGAMBIL’ kasih karunia itu. Sehingga kita bisa diselamatkan. Merupakan suatu keputusan dari diri kita pribadi apakah kita mau mengambil/menerima kasih karunia tersebut dan berjalan bersama Yesus. Ataukah kita tetap tenggelam di dalam dosa dosa kita.

kembali ke awal



MY DIARY 1

Sekedar membagikan apa yang saya tulis tadi malam :)
Sehabis pulang dengerin romo Yohanes sharing. Pas di kamar rasanya santai and pengen nulis :) Sedikit meniru gaya Romo Gani dalam membuat renungan, saya coba tulis dalam bentuk diary saya.

September 04, 2001
Ah, tak terasa 1 hari telah berlalu. Hmm jam 12.00 tepat sekarang. Saat santai setelah melewati hari yang cukup melelahkan.Tanpa sadar, 1 hari pula saya telah menikmati berkat dan karunia Tuhan yang tercurah bagiku.

Masih kuingat tadi pagi, perasaan tak ingin ke kantor karena hujan yang begitu deras,
Masih teringat sekawanan orang orang chinese yg menanyakan jalan kepada saya, dikirain saya orang singapore, masih ingat wajah cerah mereka ketika menemukan tujuan mereka, ....ah masih ingat juga dinginnya ruangan kantor karena masih sepi.

Masih teringat tawa canda dan debatan teman kantor saya ketika berdiskusi dengan atasan saya.
Masih teringat pula sharing Romo Yohanes yang menguatkan kita akan cinta kasih Allah.

Ah, indah sekali rasanya jikalau saya bisa terus merasakan semuanya ini sebagai suatu berkat dan karunia dari Tuhan.

Tapi kadang kala saya malu dengan diri saya sendiri, toh cuma 'Omdo' kata orang (baca: Omong Doang).

Buktinya, sedari pagi sampai sekarang mana ada ucapan syukur yang keluar dari hatiku untuk berterima kasih atas semuanya itu.

Masih ku ingat pula kuatnya perasaan malas untuk ke kantor karena hujan, padahal Tuhan sudah berbaik hati memberi saya pekerjaan, toh masih banyak saudaraku yang belum mempunyai pekerjaan. Atau suara ribut ribut dari sekawanan orang chinese yang takut kesasar tadi pagi ? ah rasanya menyebalkan.. berisik kata hatiku. Padahal Tuhan telah melayakkan saya untuk melayani mereka, toh masih banyak orang lain yang bisa membantu mereka, tetapi Tuhan memilih saya.

Atau kotbahnya Romo Yohanes yang kedengaran begitu panjang, padahal perut saya sudah lapar sekali. Padahal masih banyak dari saudaraku yang rindu mencari akan firman dan sharing yang menguatkan, tapi Tuhan memilih untuk memberikan itu kepada saya.

Ah, lucu memang.  Di satu sisi saya bilang "Saya mengasihi sesamaku"... tetapi ada perasaan malas membantu dan mendengarkan saudaraku yang lagi membutuhkan.
Bilang "Saya mengasihi Tuhan" ... tetapi lupa akan keberadaan Tuhan yang Dia tampilkan melalui sesama saya.
Bilang "Rindu akan firman yang hidup" ... tetapi lebih mementingkan perut daripada Tuhan yang hadir disana.

Masih teringat juga kata Romo " Katanya cinta Tuhan tapi kok ngga ada waktu buat TUhan"....  Iya, saya ingatnya cuma kalau lagi ada waktu ( istilah trend ).Gimana yach kalau Tuhan hanya ingat kepada saya hanya kalau pada waktu santai saja. Wah bisa kacau saya.

Hmmm, Tuhan memang baik.
Tak bisa saya ingat lagi satu persatu kebaikannya itu .. ah terlalu banyak rasanya.
Dalam satu hari ini saja sudah begitu banyak kemurahannya.

Tak terasa 30 menit berlalu. Jam 12.30 sekarang.Music Instrumental dari Hillsongs tetap mengalunkan lagu indah berjudul "Dwelling Places"...
" I love u, I love u, I love u" (3x) .. "And my heart will follow, Holy after You"...

Yach, seperti mazmur 27 : 4 (bacaan hari ini) ...
"Satu hal yang kuminta kepada Tuhan,itulah yang kuingini; diam di rumah Tuhan seumur hidupKu, menyaksikan kemurahan Tuhandan menikmati baitNya ...."

Ya, semoga Tuhan mendengarnya.
Selamat malam, selamat datang hari baru. Yang ngantuk,
Kwang.

kembali ke awal



MY DIARY 2

Ugh, capek sekali rasanya. Tapi senang juga kalau aku ingat tawa canda anggota cell group saya tadi. Puji Tuhan semua kami semua masih merasakan indahnya kasih Tuhan dalam hidup kami semua.

Bishan !! Sudah waktunya pulang sekarang,kulihat jam hmm 22.35 wah pulang malam lagi nih. Sesaat kemudian aku telah berada di dalam bisku yg bernomor 13.Kupilih tempat duduk tepat berhadapan dengan TV mobile, ah setidaknya ada yang menemaniku malam ini (tv), walau disekelilingku ada beberapa orang yang kelihatannya sama capeknya dengan aku.

Eh, tak biasanya TV mobile itu masih aktif,biasanya setelah jam 20.30 sudah habis siarannya. Ah, beruntung kataku. Tertarik aku melihat ke arah TV. Hmm acaranya cukup menarik, marga satwa. Lucu juga, sepertinya siaran tersebut berusaha menampilkan seluruh hewan yang ada di dunia ini dalam cuplikan yang dibuat sedemikan rupa sehingga menjadi seperti film dokumenter singkat..

Wahh banyak sekali dan lucu lucu pula hewan hewan tersebut, dari hewan darat, air, dan udara. Ah, sejenak aku berpikir, hebat sekali Tuhan yach. Teringat aku ketika Allah menciptakan isi dunia ini

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."

Lalu juga

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup,ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.

Hmm tersenyum aku mengingat itu, besar sekali kuasa Bapaku di surga. Hanya dengan dua kalimat saja, aku dapat menikmati semua hewan hewan yang sekarang terpampang di tv tersebut, hahaha kalau aku bandingan dengan mereka yg membuat siaran tersebut, wahh pasti butuh waktu yang lama sekali, merekam kegiatan hewan hewan yang begitu banyaknya.

Makin kagum saja aku dibuatNya.

Tak sadar 20 menit berlalu. Tiba tiba aku terpikir akan sharing salah satu teman yang dahulu pernah diceritakan kepadaku, Ia menceritakan tentang kekwatiran yang selalu menghantui dirinya akan masa depan, akan pekerjaan, akan hari esok, akan beratnya menjalani hidup ini. Malahan kadang takut akan pelayanannya tidak berjalan dengan lancar, dan lain lain.

Well, aku rasa bukan cuma dia yang merasakan itu kadang aku juga merasa kwatir akan hal hal tertentu. Hmmm, kembali ku tatap acara tersebut. Ah, seandainya aku bisa SELALU sadar bahwa aku memiliki Allah yang besar. Allah yang perkasa. Mengapa kadang aku masih selalu kwatir ?

Berkata aku pada diriku sendiri “Tidak sadarkah aku bahwa Tuhan selalu besertaku ? lucu memang kalau sering aku dengar diriku mengatakan “ Ia aku percaya, Allah selalu beserta kita sampai akhir jaman” (mengutip alkitab rupanya), tetapi baru ada masalah sedikit sudah kuatirnya bukan main, seperti langit mau runtuh dikepalaku saja.

Bertanya aku dalam hati,” Tak ingatkah aku, akan hal diatas, cukup dengan 2 kalimat saja Allah menciptakan semua hewan hewan di dunia ini ? Kurang perkasakah ? kurang hebatkah ? Malahan sebelum Allah menciptakan hewan hewan tersebut, Ia sudah menciptakan tumbuh-tumbuhan untuk menjadi makanan mereka.

Ya, Allah memperhatikan hewan hewan tersebut. Kalau begitu Dia pasti memperhatikan ku juga dong ! Aku yang diciptakan seturut gambar dan rupa Allah, yang diberi kuasa atas seisi bumi. Ah kenapa aku masih kwatir ?

Ku kutip isi dari Injil Lukas dan kukatakan pada diriku sendiri, “burung saja yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung masih diberikan oleh Allah”. Betapa aku akan lebih diperhatikan daripada burung itu.

Diam diam aku tersenyum simpul … ah, betapa kecilnya imanku. Seandainya dibandingkan dengan hewan hewan tersebut, aku malah lebih bodoh rasanya. Sepertinya mereka lebih mengenal Bapaku daripada aku sendiri.

Tak lama aku sampai di rumah-ku. Ku duduk terdiam.
Terima kasih Bapa, sekali lagi kau ingatkan aku akan kebesaran kasih-Mu.
Maafkan aku yang kadang masih tidak percaya akan penyertaan-Mu

Kwang.

",,,, Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai, sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian. Perhatikanlah burung2 gagak yang tidakmenabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi burung2 itu? Siapakah diantara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya? Jadi, jikalau kamu tidak sanggup membuat barang yang paling kecil, mengapa kamu kuatir akan hal-hal lain,,,,,,,Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu.

Tetapi carilah kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu. Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil, Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu kerajaan itu.,,,,,,,,,,,"


kembali ke awal



Anak yang Hilang

By Sandy Atmodjo.

Habis pertemuan cell-meeting pertama kami, aku pulang dengan perasaan bahwa aku adalah orang yang “terbodoh” dalam hal membaca alkitab. Duh, aku kok ngga bisa yach seperti yang lain-lain yang sepertinya bisa mengkatikan ayat per ayat. Malah sampai ngomongin soal Yesus duduk “nongkrong” sambil ngajarpun bisa dihubungkan dengan apa yang Yesus kemukakan kemudian. Sedih….

Keesokan paginya aku baca renungan yang ditulis saudara-ku Kwang, yang puji Tuhan segerrr banget baik isinya maupun gaya penulisannya. Dan siangnya Kwang nelpon minta supaya aku sesekali juga bikin renungan buat ngisi homepagenya. Duh, mana bisa aku nulis renungan kayak begitu ?

Dengan tekad mau belajar membaca alkitab dengan baik dan benar, sore kemarin aku buka Alkitab-ku. Yang ku buka adalah Lukas 15 yang judulnya “Perumpaan tentang domba yang hilang”.Ih, kataku dengan sombong dalam hati …. Ini mah udah hafal ceritanya, maknanya juga paling gitu gitu ajalah… Orang berdosa trus kembali kepada Tuhan.

Lho..lho kok aku jadi sombong sih, kata hatiku. Inget Tuhan bilang kita kudu setia sama perkara-perkara kecil.
Iya, ya. Okelah aku baca supaya dibilang setia ( ih, cari muka ). Singkatnya aku baca juga perikop sebelumnya tentang “Perumpamaan Dirham yang hilang”.

Eh, ternyata Tuhan “menyentil” hatiku. Selama ini, aku selalu terbiasa menghubungkan “Si Domba yang hilang” dan “si anak yang hilang” (“dirham yang hilang” kayaknya ngga sebeken yang dua itu ya).

Tetapi kali ini, aku justru merasakan bahwa ayat ayat itu justru lebih ditujukan kepada kita yang sering mengaku sebagai anak Tuhan. Kita yang suka menyanyikan mazmur Daud “Tuhan adalah gembalaku. Tak kan kekurangan aku”. Dan kita juga yang sering nyanyi gede gede kan “ Aku anak Allah …. “

Mereka yang belum mengenal Tuhan mungkin bingung atau malah mimpipun ngga pernah mengatakan bapa dirinya adalah anak Allah. Dan mereka mana ambil pusing kalau Tuhan itu adalah gembalanya.

Di ayat ke 12 dikatakan bahwa si anak bungsu memanggil “BAPA” ( so, sama toh denganku, dalam doa sering aku menyebut Bapa ). Dan kata si anak “berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang …” .. Wah kedengarannya seperti diriku saja, yang kalau berdoa suka meminta kepada Tuhan untuk memberikan : mujizat, karunia, urapan, ini lah, itulah …

Dan “ lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan..” Nah lho, itu kan aku lagi, yang diberi “harta kekayaan oleh Tuhan, seperti keluarga yang baik, teman teman yang baik, diberi Huseng, di beri tempat pelayanan, diberi tante tante yang pinter masak, diberi pengenalan akan firman Tuhan ( Coba pikir, berapa banyak Romo / Pembicara yang di kirim Tuhan ke KKIHS ), diberi talenta, karunia, dam sampai hal yang kadang aku ngga sadari sama sekali – diberi waktu 24 jam.

Tapi, pada ayat selanjutnya diceritakan kalau si anak menjual seluruh bagiannya dan memboroskan harta miliknya itu. Artinya kan si bungsu itu tidak menjaga baik baik hartanya, ngga menggunakannya dengan bertanggung jawab, ngga menghargai apa yang diberikan oleh bapanya.

Dan sebetulnya, apa sih definisi dari “hilang” ? Hilang bukan semata berarti lenyap atau ngga ada lagi. Seperti contoh seandainya kita kehilangan suatu benda ( sepatu kek ). Bukan berarti sepatu itu lenyap (musnah) tapi cuma ngga keliatan aja kan

Beberapa waktu yang lalu, waktu jalan jalan di pasir Ris, aku melihat seorang anak kecil yang menangis karena tidak bisa menemukan mamanya. “Mama hilang” pasti pikiran anak itu. Padahal mamanya ada tak jauh dari anak itu cuma, anaknya ngga liat aja.

Nah, aku jadi ngerasa bahwa selama ini aku sering banget tidak menghargai harta yang Tuhan berikan. Mulai dari suka mengeluh kenapa papa-mama begini / begitu ?? atau suka compain sama Huseng kenapa jarang tersenyum malah cemberut trus. Padahal kan dia lebih cakep and tambah cakep lagi kalau suka tersenyum kayak si kwang. ( rumput di halaman tetangga lebih hijau dari di halaman sendiri hehehe ).

Dan lebih berasa lagi kalau merefleksikan waktu doa saya belakangan ini. Berapa sering saya ini“menghilangkan diri “ dari Tuhan, tidak lagi suka mencari wajah-Nya di waktu pagi dan malam. Tidak lagi mau benar benar berada di sisi-Nya, dengan dalih dalih ngga punya waktulah, capeklah, sibuklah. Padahal kenyataannya sibuk nontonin acara di channel 8 ( itu tuh serial silat dan jepang ).

Waktu pagi, weker bunyi, eh malah tidur lagi. Kalau ngga yach buru buru karena telat ke kantor. Wah itukan sudah tidak menggunakan waktu ( harta dari Tuhan ) dengan bijaksana.

Sedih rasanya ( mamaaaa ).

Tapi saya baca dan temukan ayat 20 .. dikatakan bahwa “…ketika masih jauh, ayahnya telah melihat dia “. Duh, Tuhan saya sungguh mau kembali pada-Mu, mau kembali ke sisi-Mu, mengasihi Engkau lebih sungguh, melayani lebih sungguh dan saya percaya Engkau, Bapaku menungguku kembali ke sisi-Mu dan ketika aku masih jauh, Bapa telah melihatku.

Dan di ayat 22 dikatakan bahwa pada waktu anaknya kembali si ayah memberikan segala yang terbaik yang ia miliki kepada sang anak. Duh… Tuhan kita baik dan hebat !

I’m coming home, Father. How I long to be at your side.

Doain aku yach teman teman.

-- Sandy --


TANGGAPAN DARI Saudari FENNI.

Hi folks…

Setelah aku baca sharing dari Sandy……dan sedikit merenungkan….ternyata…aku menyadari kalo sering sekali aku menjadi anak yg hilang…sesuatu yg mungkin tidak sempat aku sadari selama ini..…
Namun ternyata Tuhan kita adalah Bapa yang penuh kasih…yang dengan sabar selalu memanggil kita kembali….sudah berapa kali aku jatuh..menjauh…baik aku sadari atau tidak…..namun Dia angkat dan membawaku mendekat ke pelukannya….

Aku jadi teringat dengan tema KRK di Melbourne beberapa tahun yg lalu…."Return to the Father" / "Kembali kepada Bapa"……luar biasa…ini kata2 yg begitu menghibur….mengapa?? karna tidak ada kata terlambat untuk
kembali…return..karna Tuhan masih mau menerima kita…kapan pun…sejauh apapun kita udah menjauh….
Mungkin kita sebagai manusia selalu ada jatuh bangun…namun semoga kita selalu ingat untuk kembali..kembali….kembali kepada Bapa……

Tuhan kurindu
Tuk datang padaMu
Bri seluruh hatiku
Agarku boleh jadi milikMu

Tuhan kumau
Kembali ke hadiratMu
LayaniMu seumur hidupku
Setia slalu ikuti firmanMu

Ajar aku Tuhan lebih mencintaiMu
Bawa aku Yesus lebih dekat padaMu
Ajar aku Bapa lebih mengasihi Engkau
Sbab kumau Sbab kumau
Sbab kurindu Sbab kurindu
Sabab kumau ya Tuhan tuk kembali padaMu

Thanks buat Sandy yg udah sharing….dan Kwang yg udah menyadur ulang…

Tuhan memberkati
*Fen*


kembali ke awal



SIAPA TERORISNYA ??


“Terorists Bring US to Its Knees” tulis sebuah surat kabar lokal terbesar dalam berita utamanya pagi ini. Sebagian besar isi dunia pasti terkejut dan terpana menyaksikan – meskipun hanya lewat layar kaca – atau membaca dari surat kabar bagaimana sebuah negara super power seperti USA ‘dipecundangi’ entah oleh teroris atau pihak manapun yang mengakibatkan 3 gedung terbesar di USA terbakar, dan bahkan satu yang sangat terkenal collapse, kemarin malam 11 September 2001 kira-kira pukul 10 malam waktu Singapore atau pukul 9 pagi waktu Amerika.

Begitu besar tragedi tersebut, sehingga banyak yang membandingkannya dengan peristiwa Pearl Harbour pada zaman World War II puluhan tahun silam. Dan begitu banyak yang tewas, sehingga keprihatinan melanda seluruh dunia. Bahkan, tidak biasanya dalam misa harian yang saya ikuti hari ini, Gereja Katedral tergolong penuh terisi untuk mendoakan arwah-arwah para korban tragedi yang mengenaskan semalam.

Siapakah yang bertanggung jawab atas peristiwa yang menghebohkan seluruh dunia itu? Belum ada yang menyatakan bertanggung jawab. Teroris! Tuduhan dari segala pihak. Dan kecurigaan terbesar dari pemerintah USA dilancarkan terhadap golongan Taliban yang diketuai oleh Osama, yang terkenal sebagai salah satu musuh terbesar Amerika. Yang menarik, salah satu negara besar menyatakan supaya jangan terburu-buru mengambil kesimpulan karena mungkin saja yang bertanggung jawab bukan dari pihak luar, melainkan dari pihak internal USA sendiri.

Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan teroris? Istilah teror mungkin bisa dikatakan sebagai sesuatu yang membuat kita merasa dipojokkan; sesuatu yang dilakukan untuk memaksakan kehendak baik dengan cara intimidasi maupun dengan kekerasan fisik ; sesuatu yang dilakukan dengan kekerasan untuk menyatakan protes.

Bukan hanya “dunia” yang berkecenderungan untuk langsung mencurigai pihak luar yang bertanggung jawab atas suatu kesalahan atau bencana, tapi kita yang mengaku sebagai “bukan berasal dari dunia” atau “anak-anak Tuhan” pun sangat sering menunjukkan perilaku yang sama dengan dunia.

Seringkali bila kita mengalami suatu kepahitan dalam lingkungan pelayanan, kita menuduh orang lain sebagai biang keladi kepahitan yang kita alami. Bila ada hal yang kurang beres, kita buru-buru menuduh orang lain, tanpa mau mengecek diri kita dulu terlebih dahulu. ‘Kutu di seberang lautan nampak, gajah di pelupuk mata tak nampak’, kata salah satu peribahasa kita. Sesuai sekali dengan Firman-Nya ‘singkirkan dulu balok di dalam matamu baru kamu bisa mengeluarkan selumbar di mata saudaramu’ (perhatikan dan bandingkan antara balok yang menunjukkan besarnya dengan selumbar yang amaat kecil).

Pun bukan hanya dunia yang penuh teroris, di ladang Tuhan pun seringkali kita menjadi teroris terhadap anak-anak-Nya yang lain dan bahkan teroris bagi Kerajaan Allah.

Sadarkah kita bahwa ketika kita membiarkan benih-benih kebencian bertumbuh di dalam hati kita, kita sedang membiarkan benih-benih terorisme bertumbuh dalam diri kita? Begitupun bila kita menolak untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita, kita sedang menabur benih-benih terorisme? Dan sadarkah kita ketika kesombongan menguasai kita, kita sedang merintis karir menjadi seorang teroris?

Sadarkah kita bahwa ketika kita menggosip sehingga merusak nama baik seseorang (apalagi kalau pakai alasan sharing – tapi kok rame-rame dan bahkan berantai???), kita sudah menjadi teroris bagi orang tersebut?

Atau sadarkah kita bila kita mengkritik hamba Tuhan dengan tidak bertanggung jawab (dengan motivasi yang tidak baik) sehingga mencoreng nama baiknya, kita sudah menjadi teroris bagi Kerajaan Allah? (Ingatlah, bahkan Daud pun tidak berani membunuh Saul yang jelas-jelas berbuat kejahatan kepadanya dengan alasan bahwa Saul adalah orang yang diurapi Tuhan.)

Sadarkah kita bahwa ketika kita tahu akan kebenaran namun tidak mau menegakkannya demi kepentingan kita sendiri, kita sudah menteror Kerajaan Allah? Sebab Yesus adalah kebenaran, dan bila kita menyembunyikan kebenaran itu berarti kita menyembunyikan Yesus dari pandangan orang lain.

Ah, betapa sering kita menuduh orang lain dan betapa sering kita hanya melihat kejahatan dan kelemahan orang lain. Betapa sering kita “menolak” kebaikan orang lain karena dia pernah menyakiti kita. Betapa sering kita “memandang muka”, menilai seseorang dari apa yang dimilikinya semata. Dan betapa sering kita berprasangka negatif hanya karena seseorang pernah berbuat salah atau hidup dalam dosa di masa lalunya. Kita yang katanya anak-anak Allah, kita yang katanya anak-anak terang? Apakah sungguh kita telah menyebarkan cahaya walau hanya secercah pada mereka yang membutuhkan? Sudahkah kita membuat orang percaya bahwa Yesus maha pengampun melalui perbuatan kita, melalui pengampunan yang kita beri, melalui penerimaan kita kepada seseorang apa adanya? Apakah sungguh kita telah menyinarkan kemuliaan Kristus, atau malah membuat orang menolak Kristus karena melihat sikap kita yang sama atau bahkan lebih buruk daripada “dunia”?

Aku memandang sedih ke arah Salib Kristus.... Tuhan, Engkau wafat untukku 2000 tahun yang lalu... Engaku mempercayai ladang anggur ini kepadaku, namun lihatlah apakah “yang telah kuperbuat” terhadap-Mu dan terhadap Kerajaan-Mu? Air mataku bergulir, melihat Yesusku disalibkan lagi... kini oleh diriku sendiri.

By: Sandy
Singapore, 12 September 2001

Teroris! Teroris!
Seluruh dunia berseru
Terkejut
Terpana
Menangis

Teroris! Teroris!
Sebagian tersenyum
Tertawa
Mencibir
Sinis

Ada yang mengutuk
Ada yang mensyukuri
Dunia bertanya-tanya
Siapakah sang teroris?

Adakah yang menyadari
Betapa dekatnya dia dari kita

Dia ada di atas kaki kita
Ketika kita berlari menyelamatkan diri

Dia ada di hati kita
Ketika kutuk, kegalauan, dan ketakutan berkecamuk

Dia ada di lidah kita
Ketika tuduhan dan hujatan terlontar

Dia ada di mata kita
Ketika kebencian bersinar

Dia ada di arah keempat jari kita
Ketika telunjuk kita menuding

By: Sandy
Singapore, 12 September 2001


kembali ke awal



KASIH
( bacaan di ambil dari sharing Fenni,di sadur tanpa mengubah isi sharing)

Alloooo...

Sedikit sharing....
Kemarin waktu ke ultahnya Om Benny ( Tanggal 5 Oktober 2001 )...waktu makan2....sempet ngobrol2 sama anak yang tangannya dibacok itu..lupa namanya.( update : Windy )....trus sempet ngobrol2 juga....

( Windy merupakan seorang remaja yang merupakan korban perampokan sepeda motor di kota BanjarMasin - Karena berusaha melawan lengan sebelah kirinya terbacok oleh perampok )

Trus waktu pulang kan sendiri tuh dari Newton MRT, trus aku sempet mikir. "Hebat banget tuh anak, walaupun tangannya hilang gitu dia masih bisa seceria itu keliatannya dia tidak pernah menyesali tangannya itu, dia masih bisa ngobrol2 seperti biasa".

Trus terlintas dipikiranku, Apakah aku bisa seperti itu kalo itu terjadi padaku....wahhhh......langsung deh.....takut banget....trus aku langsung nanya kediriku sendiri...apakah aku masih bisa mencintai Tuhan...apakah aku masih bisa mengasihi sesamaku...dan apakah aku ngak sungkan berada disekeliling sesamaku???? Wah...aku jadi sedihhhhhhhh banget.....karena terus terang aku ngak bisa jawab pertanyaan itu....

Trus...aku mikir...Tuhan apakah aku bisa???? Trus..sebelum tidur...maunya tidur langsung..cape banget...tapi masih ngak srek...masa ngak doa sama sekali ni hari....trus ya udah aku buka alkitab dan buku renunganku.....

Kata pertama...Kasih.... 1Kor 13:7, 8...(bahasa enaknya...ngak sama di alkitab)

"Kasih bertahan terhadap segala sesuatu yang akan datang, senantiasa siap untuk mempercayai hal terbaik dari setiap orang, pengharapannya tidak pernah pudar dalam keadaan apapun dan ia sabar menganggung segala sesuatu (tanpa menjadi lemah). Kasih tidak pernah gagal (tidak pernah memudar atau menjadi usang atau berakhir)."

Ketemu jawabannya....karena ada KASIH......makanya dia bisa bertahan.....dia masih bisa seceria itu....

Dalam renunganku dikatakan:
"Kasih ilahi merupakan satu kekuatan yang luar biasa. Kasih itu membuat kamu bertanggung jawab atas segala situasi. Tidak seorang pun yang mempunyai kuasa untuk melukai perasaanmu sebab kamu tidak diperintahkan oleh perasaan, melainkan oleh kasih Tuhan."

Sebab..kita tidak diperintahkan oleh perasaan...sakit ...benci..marah..dendam...takut...etc.tapi oleh KASIH TUHAN......luar biasa indah......kalo KASIH itu selalu ada dalam diri kita.....

Dan..iman dibutuhkan untuk percaya bahwa kasih itu tidak akan gagal......

Iman, Pengharapan dan Kasih....teringat salah satu pertanyaan kuis cell St. Ignatius ( Cell Ignatius merupakan kelompok cell dari Fenni sendiri bersama beberapa teman lainnya )....dan ngak ada yg bisa jawab..hahaha.....dan kemarin sempat disinggung waktu misa ultah Om Benny....(Kuman, Kurap...Kasihnya ketinggalan)

( Istilah Kuman, Kurap merupakan istilah yang dipakai oleh Romo dalam Homili sewaktu membawakan Misa Kudus - Kuman merupakan kependekan dari KUrang iMAN, sedangkan Kurap berarti KUrang haRAP ).

Moga2 bisa terus bertambah dalam diri kita....

Tuhan memberkati
*Fen*

1 Korintus 13 : 7 - 8, 13
"Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih".

kembali ke awal



BUNGA KASIH
( bacaan di ambil dari sharing Bro. Awet,di sadur tanpa mengubah isi sharing)

Ibuku bukanlah orang yang berpendidikan tinggi, atau orang yang menguasai banyak hal dan berbicara dalam banyak bahasa. Itu menurutku, tidak penting. Sebab ada satu hal yang membuat ia menjadi sangat istimewa, satu hal yang sering lalai ku sadari: ia menguasai bahasa cinta.

Tetapi itu tidak berarti ibuku berbicara tentang cinta padaku secara verbal. Ibuku juga tak pernah secara langsung menyatakan bahwa ia sayang padaku atau ia sungguh2 mencintai aku. Dan ku kira, ini pasti dikarenakan latar belakang budaya timur yang tidak lazim mengenal pengungkapan perasaan secara verbal.

Tetapi ketika ia dengan segera menyiapkan sepiring nasi ketika ia tahu aku hendak makan dan itu ia lakukan tanpa menanti permintaan atau persetujuan dariku (dan jujur saja, kadang2 ini membuatku risih karena aku merasa diperlakukan seperti anak kecil). Atau setiap pagi ia bangun paling awal untuk menyiapkan sarapan untuk kami sekeluarga, menyiapkan dan membawakan makanan kecil ketika aku sedang asyik menonton tv, aku tahu, ia sedang berbicara bahasa cinta melalui itu semua. Ia sedang berbicara padaku tentang kepeduliannya, tentang cinta dan rasa sayangnya padaku.

Akan halnya ayahku, tidak berbeda jauh. Meskipun harus ku akui terkadang aku merasa benci setengah mati terhadapnya, terhadap kekeraskepalaannya, kecenderungannya untuk mencari kambing hitam dan ketidaksportifannya, aku tahu, ia pun menguasai bahasa cinta pula.

Ia memang tidak pernah menyiapkan sarapan atau menyediakan nasi untukku, tetapi ia menunjukkan rasa cintanya sebagai seorang ayah, sebagai seorang kepala keluarga: ia selalu siap membantu aku tanpa aku harus memintanya terlebih dahulu.

Ibu dan ayahku manusia2 penyayang, yang tahu bagaimana menggunakan bahasa cinta.

Meskipun terkadang-sebagai manusia biasa-kami melakukan kesalahan atau saling menyakiti hati masing2 dan membuatku lalai menyadari arti penting mereka, aku berusaha untuk mengingat setiap kata dari tindakan mereka: setiap kata dari bahasa cinta yang mereka curahkan padaku.
Chuang 031001

********
Teman, sebelum saya mengajak anda berdikusi lebih lanjut, saya ingin mengajak teman untuk relax dan santai sebelum membaca. Latar belakang saya menulis ini... saya sendiri nggak tahu, mungkin lebih banyak di dorong oleh perasaan huseng semata.... (eh.. maksud gue "iseng") dan lagi pula di luar sedang hujan, so there is no point going somewhere....

Bahasa cinta bukanlah suatu bahasa yg hanya di ungkapkan dalam bentuk verbal tetapi ia memiliki wujud (buah) yaitu tindakan/expresi. Ia tulus dan murni karena cenderung keluar dari lubuk hati manusia yg paling dalam (Kalbu) itu berarti belum tercampur oleh keinginan duniawi atau nafsu. Nafsu untuk memiliki, ambisi, kepentingan pribadi, dsb. Dengan kata lain bahasa cinta tidak mengharapkan pamrih (imbalan atau reward). Tentu saja akan ada reward setelah anda menerapkan bahasa cinta ini, dan bentuknya akan bermacam-macam, tetapi itu bukanlah tujuan (ingat ia tidak mengharapkan pamrih).

Lalu apakah ada mukjizat yg terjadi setelah kita menerapkan bahasa cinta ini? maaf sebelumnya, saya minta dikoreksi jika saya salah karena masalahnya sangat sensitif. Pemahaman saya atau konteks mengenai mukjizat di jaman modern ini bukanlah suatu karya yg luar biasa (fantastis) yg bisa kita buat dan hasilnya langsung kelihatan, seperti menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang yg buta dan orang yg berpenyakit kusta. Hanya Dia lah (Yesus) yg bisa melakukan itu karena Dia anak Raja yg diberi kuasa. atau manusia yg telah di berikan karunia melalui namaNya.

Ketika kita melakukan pelayanan, berkunjung kerumah sakit misalnya, dengan datang menjenguk saja... sebetulnya kita sudah menyembuhkan sebagian luka atau sakitnya karena kita melakukannya dengan cinta kasih atau bahasa cinta (kita peduli). atau kita membantu teman yg sedang kesusahan seperti memberi nasehat, councelling, dan setelah itu hidupnya lebih berarti, dan lebih baik

Apakah dari konteks ini kita tidak melihat, bahwa kita baru saja membuat mukjizat...... Bagaimana menurut teman?

Bahasa Kasih adalah bahasa yg menurut saya berada satu tingkat lebih diatas bahasa cinta. Kenapa? karena bahasa kasih bersifat universal (like the meaning of Catholic it's self) dalam meng-implementasikannya ia mampu menembus atau menjamah batas-batas latar belakang manusia bahkan sisi gelap manusia, seperti: miskin, kaya, cacat, terlantar (tersisih), penjudi, pemungut pajak dan sebagainya. Bahasa ini lah yg dipakai

Yesus seperti yg kita lihat dalam VCD mengenai cerita "Riwayat Yesus" (coba teman "Renungkan" selama 5 menit utk me-review kembali ketika Yesus melayani murid-muridnya, ketika Yesus meyembuhkan orang sakit dan seterusnya)

Memang tidak banyak orang yg bisa melakukan bahasa kasih terutama dalam era yg serba modern ini dimana unsur kedagingan lebih dominan. Tetapi bukan berarti sosok itu tidak ada dan tidak mungkin.... karena dibalik tantangan duniawi saat ini Mother Theresia mampu melakukannya...........bagaimana menurut teman?

Satu hal yg mau saya sampaikan melalui passage ini (maaf, tolong teman koreksi kalo saya salah)
Bahasa cinta adalah Anugerah, ia tidak hanya dimiliki kaum ibu saja, dan itu berarti ia ada dan hadir di setiap orang; laki-laki, perempuan, ibu-ibu, bapak-bapak, anak2x, dan orang dewasa, jadi Usia bukanlah faktor. Sedangkan bahasa roh adalah Karunia (A gift-pemberian) under certain circumstances and certain eligibility yg mana diberikan oleh Tuhan melalui Holy Spirit.

Lalu kenapa bahasa cinta selalu identik dengan kaum ibu, mungkin karena kaum ibu atau wanita umumnya lebih sensitif atau lebih peka sehingga daripadanya Bahasa Cinta itu kelihatannya lebih menonjol.

Apakah mungkin..... dalam pelayanan dimanapun kita berada (i.g KKIHS) kita pake bahasa ini.
Bagaimana menurut teman?

Oke dech..... mungkin setelah baca ini jidat anda agak sedikit berkerut-kerut dan mata anda sedikit berkunang-kunang but does't mean you are infected by Antrax (my e-mail free of Antrax)...ha...ha...ha, mungkin setelah di tutup dengan seteguk teh hangat di pagi yg cerah ini.....bisa melegakan teman..........

God Bless You All........ always.
A wet.

kembali ke awal



CICAK
( bacaan di ambil dari sharing Fenni,di sadur tanpa mengubah isi sharing)

Hi guys…

Sekarang lagi nganggur, ntar ada satu tugas yang menunggu, sembari nunggu waktu….cerita ah.
Masih teringat peristiwa cicak kemarin. Kemarin ceritanya ada cicak yg bunuh diri dengan terjun di water bath (buat testing, ngak besar2 amat..paling cuma 30x40 cm..)…trus ya itu ngapung2 tenggelam di water bath….(ssssseremmm…)…putih kebiru2an trus aku ngak berani ambil….cicak…kan jijik….takut…..trus aku suruh temen kantor ambil…ngak mau…..trus ada satu yg mau bantu ambilin….tapi yg satu lagi bilang jangan biar dia belajar ambil sendiri…kalo ngak gitu takut terus…ntar lain kali peristiwa sama terjadi suruh orang lain ambilin lagi…harus bisa fighting against rasa takut itu

…hoaaaaa….sedih…jahat….jadi kesel sama temen gue itu……kok tega sih……..Trus ya…udah aku biarin…tapi ternyata tidak bias menghindar…harus ngetest something….perlu water bath…..sibuk …bingung….akhirnya memutuskan untuk mencoba mengambil sendiri tuh cicak…..aku bikin suatu alat untuk mengambil cicak (ngak mau kalah sama Mac Gyver…hehe) …aku ambil dua sumpit…aku gabung dua ujungnya dengan selotip biar panjang….trus ujungnya aku gabung lagi dengan sendok plastik (biar bisa langsung dibuang)…..udah pasang aksi….nyali ciut….takutttttt…akhirnya temen gue yg tega amit itu datang…dan menertawai alat gue….dan aku berusaha membujuk lagi dan tetap ngak mau diambilin

….terus dia bilang ..oke gue temanin…gue bakal berdiri disamping elu waktu elu ambil tuh cicak…akhirnya pasang ancang2 lagi….tangan kiri memegang temen gue….tangan kanan berusaha mengambil cicak…tong sampah udah siap disamping……wah pokoknya ulang2 ngak jadi…. dan trus temen gue itu bilang…"Mengapa takut…cicak itu sudah mati …udah ngak bergerak…ngak berdaya…..dan bahkan dia akan berterima kasih kepada elu karena udah mengeluarkan dia dari air itu….jadi dia ngak kedinginan lagi…."…..dipikir2 emang gue anak kecil…diomongin kaya gitu….akhirnya setengah jam kemudian…..setelah keberanian terkumpul…dengan ditemanin temen gue itu….cicak itu berhasil dikeluarkan dan dibuang di tong sampah….huih….lega…thanks God….sampe keringatan …

Moral of the story:
Tadi aku sempat mikir2…..kadang jalan hidup kita juga kaya begini…kadang kita ditimpa masalah…kita dihadapi dengan masa2 sulit…dan kita mencari pertolongan2 (teman2 mungkin, etc..) tapi seakan jalan keluar itu ngak ada…..bahkan mungkin kita udah berdoa ke Tuhan…Tuhan tolong aku……dan seakan-akan…Tuhan diam….dan mulai meyalahkan Tuhan…jahat…tega….membiarkan ini terjadi padaku…dan ngak ada pertolongan yg datang

….tapi ternyata …Tuhan membiarkan ini terjadi untuk menenun kita…membentuk kita….agar menjadi lebih
indah…menjadi lebih kuat….dan yg terutama Tuhan tidak pernah membiarkan kita bergulat sendiri dengan masalah kita…dia selalu ada disamping kita…dia selalu menemani dan membantu kita dalam menghadapi masa2 sulit itu….sungguh Dia sahabat sejati….

Kadang kita juga harus menjadi seperti anak kecil…yg tau bahwa dirinya lemah dan dengan rendah hati mau mengakuinya….dan dengan rela dan segala keinginan tahunya mau belajar lebih banyak lagi….mau dibentuk dan mau disempurnakan…agar menjadi lebih indah lagi…..dan lebih berpasrah kepada Tuhan…..

Pagi ini…aku datang terlambat 45 mins ke kantor (macet boo…)…trus temen gue itu tanya….kenapa….??? Dia takut kalo aku masih stress gara2 cicak kemarin dan kalo beneran dia bakal merasa bersalah karena dia ngak mau nolongin ambil cicak kemarin. Satu lagi: CARE…Bukan kah Tuhan kita lebih CARE lagi???? Karena kita sungguh berharga bagi Tuhan…..Amien…

Hanya Dia yang tau yang kuperlu
Hanya Dia yang tau yang kurindu
Hanya Dia pemberi damai yang sejati

Hanya Dia yang tak kan kecewakanku
Hanya Dia yang tak kan tinggalkanku
Hanya Dia sahabat sejati di hidupku

Ku mau slalu tinggal bersama Dia
Suka duka ku lalui bersama Dia
Karna ku tau Dia Allah setia

Tuhan Yesus Memberkati
*Fen*

kembali ke awal



3 Peristiwa (Sharing Pribadi)
( bacaan di ambil dari sharing Fenni,di sadur tanpa mengubah isi sharing)

Peristiwa 1
Masih ingat bacaan injil hari minggu 14 Oct ??? tentang 10 orang lepra.
Waktu pembabtisan Ping-ping ( salah satu sister kamu yang baru dibaptis dalam Katolik ) di St. Bernadeth. Romo menjelaskan tentang 3 macam penyakit lepra, kalo ngak salah; yang pertama - yang badan jadi putih semua dan muka menjadi seperti singa, kedua - yang keluar bau busuk, dan yang ketiga - yang keluar bentol2 diseluruh badan si penderita

Nah, besoknya, sewaktu nunggu di bus aku liat orang yang badannya bentol-bentol semua, dia memakai baju kemeja lengan panjang dan celana panjang, jadi yg keliatan bentol-bentol cuma seluruh muka dan telapak tangannya. Tadinya aku tidak memperhatikan padahal dia duduk dibangku yang pas di depan bangkuku, terus akhirnya tanpa sengaja terlihat olehku dan aku teringat apa yg dijelaskan Romo kemarin, still fresh in my memory, terus timbul belas kasihan.

Hanya sampai disitu, nothing I can do, trus aku merasa bersalah, karena aku masih saja suka mengeluh. Ada masalah dikit aja langsung mengeluh, mana rasa syukurku ?? Berapa banyak orang yang sakit, menderita, kekurangan, dan aku ???

Sudah lebih dari cukup bahkan berlimpah, dan sekarang baru dihadapkan satu masalah, banyak sekali mengeluh, jadi egois, hanya memikirkan diriku dan masalahku, lupa dengan orang lain.

Apakah sabda-sabda Tuhan yang baru aku dengar kemarin belum cukup untuk menyadarkan aku ???
Apakah Tuhan harus sampai bawa orang ini dihadapanku untuk menyadarkan aku lagi ???
Untuk membantuku kembali bersyukur ???
I long to become a thankful person, help me Lord, help me guys

Peristiwa 2
Peristiwa cicak yang udah aku ceritakan sebelumnya, Jumat malam waktu sel fellowship, waktu sharing-sharing aku bersandar di sofa dekat dinding. Tiba-tiba ada cicak lewat dan aku menjerit kaget (dan memang aku jijik sama cicak) dan senin pagi waktu masuk kerja aku diberitahu kalo ada cicak mati di water bath, wahh cicak again ???

Dalam ceritaku kemarin, aku dapat suatu moral yg bisa diambil, dimana setiap orang punya kelemahan..tapi yang terpenting dimana kita menyadari kelemahan kita dan bersedia mau untuk dibentuk…diubah…disempurnakan….dan kita sebagai makhluk social kita perlu sesama…kita perlu saling membantu…saling menguatkan….dan jangan lupa kita juga punya Tuhan yang tidak pernah mengecewakan…dan akan selalu menemani kita…dan dia sangat peduli pada kita karena kita sungguh berharga dimataNya.

Peristiwa 3
Kemarin hari minggu aku dimintai tolong sama sepupuku untuk mendoakan mamanya temannya yang sakit cancer dan mungkin mau menjalankan chemo. Sepupuku juga bilang minta tolong teman-temanmu, tolong ikut mendoakan, baru selasa kemarin aku sms Sandy ( Salah satu sisters yang bertugas dalam Team Doa ) untuk minta tolong didoain ini.

Dan pagi ini aku menbaca kabar di email, kalo temenku yang dulu sama-sama di Melbourne meninggal dunia karena kanker. Dia adalah temenku yang waktu masih awal-awal aku kesini masih aku ingat, tiap hari masih aku bawa ke dlm doaku, namun beberapa bulan terakhir entah mengapa aku udah lupa dan tidak pernah mendoakan dia lagi. Sekali lagi aku bergumul dengan perasaanku sendiri, rasa sedih, rasa bersalah, bingung, mengapa aku bisa lupa mendoakan dia ??? Baru beberapa hari yg lalu dimintai doa untuk mendoakan orang yg sakit kanker, apakah ini tidak cukup untuk mengingatkan aku untuk mendoakan temanku, yang mungkin beberapa hari terakhir ini begitu kesakitan menderita oleh sakitnya ? Mengapa aku ngak setia dalam mendoakan dia? Padahal baru bacaan minggu kemarin mengingatkan untuk tetap setia di dalam doa.

Yah, sekarang aku cuma bisa mendoakan dia,.mungkin ini yang terbaik buat dia, daripada dia menderita dengan penyakitnya Aku cuma mau berbagi, sekalian meringankan beban juga, thanks and please pray for our (Elren and I) frenz…(namanya Felicia).semoga dia bisa tenang di sisi Bapa
(Let's put our hand together and pray for her )

God bless you all….
Fenni

kembali ke awal



SELAMAT JALAN TEMAN


Masuk kekantor pada pagi itu tidak terasa apa - apa. Dengan santai, aku ambil kunci dan membuka lemari ku untuk mengambil laptop. Sambil menunggu mesin itu nyala, aku ambil semua gelas dan botolku dan pergi ke pantry. Ku cuci semuanya, dan kutuang minumku dari mesin dispenser. Sambil masih becanda dengan teman sejawat ku, ku ambil 2 potong biscuit untuk sarapan pagiku.

Masih berjalan dengan lenggang dan kembali ke tempat dudukku. Ku pencet keyboard dan akhirnya aku dapat membaca email and mengerjakan yang lainnya. Senang bias mendapat balasan email dari teman2 ku yang jauh. Itung 2 sebagai hiburan kalo membaca email mereka. Tak sabar aku membaca dan langsung aku balas saja tanpa pikir 2 kali. Ditengah aku sibuk dengan keyboardku, lalu icon emailku muncul di layar. Wah, karena emang nya aku nganggur pagi itu, langsung saja aku berhenti dan melihat siapa yang email.

Dan, aku mendapat email dari teman ku yang sama. Yang mana aku baru saja dalam proses membalas emailnya. Ku klik kan ke email nya, dan beritanya sangat mengejutkan. Tidak panjang, hanya 2 kalimat. Begini bunyinya : " Ren, Feli meninggal kemarin siang. Tolong Bantu doa yach". Singkat, tapi lebih dari cukup untuk membuatku tercengang membacanya. Berbaur perasaan dalam hatiku. Berdegup jantungku dengan cepat. Tidak bias kupercaya. Feli yang katanya baik2 meskipun dia sakit. Tidak bisa ku menangis secara spontan. Mungkin karena aku begitu kaget sampe 2 aku sendiri nggak bisa ngomong apa2. Hanya terdiam dan duduk seperti anak kecil yang dikejutkan oleh hantu di siang bolong.

Di pikiran ku ada berbagai macam hal yang aku mau lakukan. Tanpa pikir panjang, aku tekan tombol reply dan langsung gua ketik kata2 sbb : "Aku pengen pulang, gimana donk". Pada saat itu aku tidak tau apakah pulang ke indo, merupakan jalan yang terbaik, apakah itu kemauan Tuhan or kemauan ego ku saja. Dikarenakan aku begitu merasa bersalah karena tidak pernah kontak. Aku mengclaim dia teman ku tapi aku nggak pernah kontak ama dia. Cuman itu doank sekali waktu aku sampe di singapore. Karena kondisinya waktu itu kurang baik, alias batuk2, makanya aku nggak ngomong lama. Ditambah dengan keadaan dimana aku agak canggung untuk ngomong setelah beberapa waktu lamanya nggak pernah kontak.

Anyway, aku bener2 kaget banget sampe2 tiada hal lain yang ada di pikiran ku, selain pulang dan untuk say goodbye for the last time. Begitu kuat dorongan itu dalam hatiku untuk pulang. Tapi aku pun terbentur dengan pekerjaan ( month-end à biasanya sibuk banget ) dan juga keadaan dimana aku baru saja balik dari cuti ku. Tidak ada 1 minggu. Mana mungkin aku bisa dapet cuti lagi. Wahhhh banyak sekali hal2 yang membuat aku tambah bingung dan panik. Terus aku telpon temenku, Sandy, dan minta pendapatnya. Terus katanya, untuk pualng kalo memang dapet ijin. Terus aku email lagi temenku yang memberitahu. Katanya, tidak beda jauh dengan Sandy. Dengan syarat, kalo emang aku harus tidak pulang, yachh tidak usah. Karena aku punya tanggung jawab sebagai karyawan. Dan aku disuruhnya diam dan tenang sebentar di hadapan Tuhan.

Ya, langsung kulakukan. Diam dihadapanNya dan usaha untuk tanya apa yang harus ku perbuat. Lalu aku teringat akan satu kata yang sangat mendukungku untuk minta ijin dengan atasanku. Yaitu : Jangan mau terlambat kali ini. Kamu sudah terlambat sebelumnya, untuk bisa memberikan perhatian kepadanya. Maka dari itu, beri dia penghormatan terakhir.Wah, langsung pada saat itu, aku tidak tau ini berasal dari Tuhan atau bukan, tapi aku langsung ke meja atasanku yang hanya bersebrangan. Kutanya dia, sambil tergagap-gagap. Kataku apakah aku boleh minta ijin sampai Jumat untuk pulang indo. Dengan alasan teman ku meninggal. Respon nya juga kaget. Dan sedikit tanya kenapa bisa ? lalu aku jelaskan dengan singkat saja. Dengan langsung saja dia menyuruhku booking tiket. Tapi aku pun bilang juga apabila, tidak boleh pulang aku juga tidak apa2. Tapi dia ttp insists untuk aku pulang. Saat itu aku langsung mengucap syukur kepada Tuhan....aku amini kalo ini adalah bagian dari campur tanganNYA.

Kuangkat telpon dan lansgung kutekan nomor dari travel agent. Ku pesan tiketku dan membereskan barang2ku. Atasan ku yang satu lagi, memberi ku pulang langsung. Setalah barang2ku beres, aku melaju dengan bus ke travel agent. Dari travel agent, aku pulang, dan bereskan barang2ku seadanya dan pergi ke airport.

Perjalanan kurang lebih 2 jam. Saat aku di pesawat, aku sedikit takut karena aku belom pernah ke surabaya sebelumnya. Aku khawatir untuk beberapa hal. Sesampainya aku di airport surabaya, dan aku sekali lagi memuji Tuhan karena supir temanku sudah menunggu disana. Sungguh Tuhan itu baik sekali dan tidak pernah terlambat. Saat aku masuk ke mobil, Pak Arifin nama supir itu, tanya kemana kita akan pergi ? saya beritahu dimana alamatnya. Mobil itu melaju ditengah 2 keramaian kota Surabaya pada malam itu. Sekitar 45 menit, aku tiba di rumah temanku itu. Tidak begitu ramai orang2 yang berkunjung malam itu.

Yach memang masih jam 7.00 malam. Ragu tapi pasti, aku masuk ke rumah temanku. Di depan nya (pagar) tertulis nama serta detail mengenai si jenasah yang tertera pada papan tulis whiteboad. Ku masuk ke ruang dimana jenasah disemanyamkan. Bertatapan mata dengan ibu dari anak ini. Tante Shin. Dia mengenali aku langsung melihat. Padahal hanya beberapa kali kali ketemu di melbourne 2 tahun yang lalu.

Kami langsung berpelukan melepas sedih. Dia tidak menyangka bisa berada disitu. Aku pun demikian. Tidak terasa, dalam waktu 5 jam, aku sudah berada di negara yang berbeda dan dalam suasana yang tidak diharapkan. Ku hampiri peti jenasah yang berwarna coklat muda dan atasnya ditutupi tile berwarna putih. Kulihat didalamnya, telah berbaring seorang wanita cantik dengan tenang. Tak percaya aku melihat semua ini. Apakah ini mimpi ??? aku rasa tidak. Aku tidak dapat lagi membendung tangisku. Ku biarkan keluar. Dia begitu cantik dan tenang. Berbajukan gaun putih dan wajahnya ditutup dengan tile kecil putih. Begitu bersih dan berseri spt mempelai yang menanti pasangannya. Bener memang dalam hatiku, dia menunggu untuk dijemput oleh mempelai sejati, Yesus sendiri. Masih segar dalam ingatan ku sekarang ini, tidak sedikitpun dari wajahanya yang menunjukkan sesuatu yang menakutkan. Kuberkata dalam hati, maafkan aku Felicia, karena aku tidak pernah memperhatikan mu semasa hidup. Meskipun aku bukan teman dekat, tapi aku adalah temanmu.

Seiring dengan itu, ku panjatkan doaku supaya Tuhan berkenan menerima disisi Nya. Cukup lama aku berdiri mematung di dekat petinya. Until maminya menghampiri ku dan memberikan aku tissue. Kami menuju ke tempat duduk dan mulai bercerita ttg Felicia, dan saat terakhir sebelum meninggal. Cukup asing bagiku sebetulnya untuk berada disitu. Tidak orang yang kukenal. Cuman orang tuanya, yang hanya bertemu beberapa kali saja. Namun, tak tau kenapa, perasaanku pada saat itu seperti sudah kenal lama. Aku katakan kepada maminya bahwa aku datang buat Feli dan aku siap membantu apapun.

Kata2 yang keluar dari maminya adalah, "Ya, tante tahu." Lalu kupulang ke tempat temanku. Malam itu, aku tidak merasa takut. Tapi aku tidak bisa tidur karena aku merasa aneh. Tidak bisa aku gambarkan dengan kata2. Kubangun keesokannya dan bersiap2 untuk kerumah duka. Tak sabar aku menunggu adik Felicia dan teman akrabnya. Karena cuman mereka yang aku tahu selama Feli hidup. Jam berganti jam, dan akhirnya mereka pun tiba. Pukul menunjukkan setengah dua siang. Udara yang panas, cukup mampu untuk membuat orang lelah dengan cepat.

Setibanya mereka disana, isakan tangis, memenuhi ruangan itu. Tak dapat aku menahan juga karena aku bisa merasakan betapa mereka merindukan dan kehilangan Feli, anak, kakak dan gadis yang dicintai oleh orang2 yang dekat dengan mereka. Lagi, kata2 tidak dapat keluar dari mulutku. Yang dapat aku lakukan adalah menangis dan berada disitu bersama mereka. Firman, pacar dari Felicia, benar2 tidak dapat lagi menahan untuk tidak menangis. Meskipun dia tabah dan sabar dalam menghadapi masalah ini, tetap saja, melihat wanita yang dicintai, terbaring di dalam ranjang abadinya.

Sungguh suatu pemandangan yang menyedihkan. Dimana kami semua berkumpul, menangis bersama dan merasakan kesedihan bersama. Tak lama kemudian, kami berdoa bersama. Dan sambil berpegangan tangan, kami bernyanyi dan berdoa. Dapat kurasakan kerasnya genggaman tangan Firman, yang mana dia merasa kehilangan, rindu, takut, tidak bisa menerima, dan lainnya. Tak dapat dengan persis kugambarkan, situasi apa yang berkecamuk di dalam hatinya. Namun, dengan merasakan genggamannya, aku tahu, bahwa, dia sangat amat sedih dan kehilangan.

Lama dia termenung, di depan peti jenasah dan memandang wajah kekasihnya. Terus menerus, menangis dan menangis. Belum pernah aku melihat seorang pria menangis sedemikian rupa. Tidak banyak kata2 yang keluar dari mulutku. Sampai akhirnya, dia bertanya, kapan datang. Dengan jawaban pendek, kubalas pertanyaannya. Sedikit demi sedikit, kalimat demi kalimat keluar dari mulutnya. Dia mulai untuk bercerita dan berbagi mengenai apa yang dialaminya selama dia berpisah dengan Feli. Begitu pula dengan keadaan hatinya, bagaimana dia masih dalam proses untuk menerima. Tak lama kami (Firman, Felix (adiknya) dan aku) saling sharing, akhirnya, tibalah saatnya untuk upacara penutupan peti dimulai.

Sekitar, pukul 16.00 Kamis (25 Oktober 2001), Romo memulai upacara. Kami semua berdiri dan memulai upacara tersebut. Cukup banyak orang yang datang, mulai dari sanak saudara dan juga teman2 dari orang tua maupun dari Feli. Upacara berlangsung sekitar 30 menit, yang akhirnya peti harus ditutup. Pada saat inilah, aku mengalami, suatu pengalaman yang tidak pernah kulupa. Yaitu, Firman diberi kesempatan terakhir untuk memberikan rangkaian bungan untuk Feli. Tanda cinta dan kasih yang dibawa sampai pada akhirat. Berlinang semua orang yang menyaksikan situasi ini. Orang tua dan keluarga berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum peti ditutup. Wajah dari si jenasah, basah karena air mata yang jatuh. Tak dapat lagi kutahan tangis ku ini. Orang tua, adik2nya, sepupu dan Firman serta para tamu, semuanya menangis. Merupakan suatu pengalaman yang menyakitkan bagi kita yang ditinggalkan disini, di dunia ini. Yah, sampai akhirnya, upacara penutuapan pun selesai.

1). Sungguh, di situ aku melihat betapa kasih itu adalah sesuatu yang luas dan tidak mengenal batas. Apabila kita bisa memberi, menerima, melihat sebesar itu kasih manusia, bagaimanakah kasih dari Bapa kita ???? Aku tidak tahu jawabannya. Ini benar2 suatu bahan renungan bagi kita semua. Namun, kita masih sering tidak sadar, bahwa besarnya kasih manusia, adalah cermin dari sebagian kecil kasih dari Tuhan. Ini pun sudah terlihat, jauh sebelum dia pergi. Yaitu kesabaran dari keluarga (terutama orang tua) untuk tak henti2nya melayani Feli dalam sakit selama 2 tahun. Itu pun dilakukan oleh Firman dan teman2nya yang lain.

Kira2 pukul 19.00 hari itu, dimana para tamu jauh, belum banyak yang datang. Mami Feli, memanggil kami semua (teman, dan sanak saudara) untuk berkumpul dan bercerita ttg Feli. Apa yang terjadi tak lama sebelum meninggal dan apa saja yang dilakukan di kesehariannya. Inti dari cerita itu adalah, bahwa semasa sakitnya, tidak pernah sekalipun dia mengeluh.

2). Dia selalu tersenyum dan semangat hidupnya sangatlah tinggi. Meskipun, mungkin dia tahu akan resiko semua ini, tetap dia berusaha untuk memandang keatas, dan mengucap syukur. Begitu banyak orang2 yang tergerak untuk melakukan pelayanan di rumah ini. Hampir tiap hari, terjadi mukjizat cinta kasih yaitu dengan adanya persekutuan doa. Banyak orang yang terbeban untuk terus mendoakan Feli dan mohon rahmat Tuhan atas kesembuhannya. Firman pun bercerita ttg terakhir kalinya dia ngobrol dengan Feli. Disamping, kesibukannya dalam ujian dan tugas. Selesai kita bersharing bersama keluarga, kami melanjutkan sharing itu bersama Felix di luar.

Disini, Firman mengatakan bahwa, betapa dia bersyukur bisa berada disitu dan melihat Feli untuk terakhir kalinya. Setelah mengetahui betapa dia melewati tantangan dari ortunya karena dia tidak boleh pulang, due to exam akan dilaksanakan dalam waktu 1 minggu. Tetapi tetap dia berdoa dan memohon, supaya ortu nya bisa mengijinkan. Pada saat itu memang, keadaan tidak mgk untuk dia pulang. Namun, karena dia percaya, bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Benar saja, tak lama setelah itu, dia telp lagi ke ortunya. Dan tidak disangka2, bahwa, Tuhan itu tidak pernah terlambat. Dia diperkenankan untuk pulang. Satu lagi keajaiban yang kita lihat disini. Semakin lama kita bersharing, ternyata semakin aku melihat, bahwa Tuhan bekerja dengan cara yang luar biasa. Sulit aku sebutkan secara mendetail dan satu persatu dari seluruh kejadian. Yang dapat aku katakan adalah bahwa Tuhan tau yang terbaik dan DIA tidak pernah terlambat. Dengan rahmatnya yang mengalir, DIA selalu memberikan kelegaan untuk orang yang membutuhkan.

3) Hal lain yang aku dapat dari kejadian ini, dimana waktu kita mengadakan PD untuk terakhir kalinya sebelum pemakaman. Disini kami di ajak untuk menyimak sabda Tuhan lewat Kitab St Paulus untuk Jemaat di Tesalonika ( Sorry saya lupa ayatnya). Disini dikatakan, bahwa bagi kita umat Kristen, kematian adalah suatu keuntungan. Dan bukan kesialan yang sept biasa kita dengar atau ketahui selama ini. WL itu mengatakan, " mungkin saat ini kita mengatakan kasihan yach, kok umur 22 th sudah meniggal. Coba kalo nggak, kan dia bisa sekolah, pelayanan, blah blah ". Namun katanya lagi, " Mgk saat ini kita mengatakan kasihan untuk dia. Tapi pada saat ini, mungkin perkataan itu tertuju sebenarnya untuk kita. Karena masih lama sekali kita harus mengembara disini (bumi) sebelum kita bisa menikmati hari2 bersama Yesus di taman Firdaus". Sungguh, pada saat ini diucapkan oleh si WL, aku sepertinya mempunyai harapan dalam hatiku. Aku berkata, wahh bener juga kata WL ini. Kematian bukan akhir dari segalanya. Namun sebaliknya. Itulah awal dari perjalanan hidup sejati kita.

Bukan hanya aku yang disegarkan oleh perkataan ini, bahkan semua orang yang ada disitu... terutama orang tua, dan sanak saudara serta Firman. Kami memang sedih, kami memang kehilangan, kami memang belum mau menerima hal ini.. atau belom bisa menerima hal ini. Tapi kesedihan ini sebenarnya adalah untuk kita sendiri karena kita merasa ditinggalkan.

Itulah teman2 sekiranya sedikit sharing saya, yang didapat dari suatu peristiwa menyedihkan. Tapi saya yakin sesuatu yang indah telah Tuhan persiapkan untuk keluarga ini dan juga orang2 yang dekat padanya. Seperti yang saya katakan sebelumnya, tidak bisa saya uraikan secara mendetail. Namun saya harap, sharing ini juga sederhana bisa saling menguatkan kita sekalian, dalam meniti hidup di dunia ini. Semoga, kita juga bisa lebih belajar untuk mencintai Yesus sendiri sebagai sumber dari cinta itu.

Berikut ini adalah puisi gubahan teman kami dari PD Melbourne. Sungguh benar bahwa, dia diambil untuk menghiasi Taman Firdaus Tuhan.

Setangkai Bunga

Adalah setangkai bunga di musim semi
Harum lembut indah berwarna-warni
Dengan belaian sinar di pagi hari
Menghangatkan suasana damai di hati

Takkan ada yang menyangka dihari seperti ini
Setangkai bunga indah telah di persembahkan
Digenggaman tanganNya yang penuh kuasa
Menghiasi tahta yang penuh kemuliaanNya

Walau hanyalah setangkai bunga
Keindahannya mampu mebuat Dia tersenyum
Biarlah hanya setangkai bunga
Namun harum semerbak wangi di hadapanNya

Kadang hatipun tak akan bisa mengerti
Namun segalanya adalah milik Dia
Tangis dan duka tanda seribu kasih
Rasa pasrah & rela yang mengantarnya

Hanya doa dan harapan yang tersisa
Kalau bersama Dia, ia tak akan pernah layu
Biarlah air mata kan membasahi hati kami
Dan lukisan ini kan membekas di hati kami

Selamat jalan saudarikuFelicia


kembali ke awal



@ KKIHS Webmaster 2002