WORLD CUP FINAL 2002
Berakhir sudah pertandingan sepakbola antar
negara tersebut.
Masih kuingat saat aku melihat pertandingan
Final antara Jerman versus Brazil. Masih
kuingat bagaimana meriahnya seruan suporter
Brazil pada saat pemain mereka mencetak goal
kemenangan. Tetapi ada satu hal yang menyentuh
hatiku.
Bukan ketatnya pertandingan, bukan indahnya
skill para pemain menggiring bola, bukan
indahnya kesatuan hati yang diperlihatkan
para pemain. Walau semua itu memang yang
membuat aku begitu cinta kepada sepakbola
tapi tadi malam ada suatu tontonan yang membuat
aku terkagum kagum. Bahkan membuat begitu
banyak orang kagum dan tersenyum.
JESUS LOVES U, 100% BELONG TO JESUS, 100%
VICTORY, I BELONG TO JESUS.
Begitu terpampang tulisan-tulisan di pakaian
para pemain Brazil. Wah, pada saat sang wasit
meniupkan peluitnya tanda berakhirnya pertandingan.
Semua pemain bersuka, ada yang sedih ada
yang gembira begitupun dengan suporternya.
Tetapi yang menganggumkan adalah sang kiper
dengan berjubahkan bendera brazil, sujud
di depan gawangnya dan berdoa!!! Sambil merentangkan
tangannya dan menegadahkan kepala, ia mengucapkan
syukur kepada Tuhan.
Beberapa pemain berkumpul bersama berdoa
dan bersujud. Begitupun dengan semua pemain
lainnya. Bersama mereka membentuk lingkaran
besar. Seluruh team official bergandengan
tangan, bersujud dan berdoa bersama mengembalikan
semua kemuliaan dan sukacita kepada Tuhan.
Dan sehabis itu baru mereka semua bergembira
bersama suporter mereka.
Tersenyum aku, kala mendengar temanku mengatakan,
"Wah bagaimana Jerman bisa menang, Brazilnya
dibantu Yesus". (hahaha).
"Wah, pemain Brazil karismatik abisss".
"Wah, Brazil hebat, terharu aku melihat
mereka berdoa dan memuliakan Yesus".
"Wah,…"
"Wah.."
Hmm terpikir juga olehku, wah aku harus menuliskan
perasaanku. Bangga atas Brazil walau aku
saat itu memihak kepada Jerman (maklum underdog
- aku suka memihak underdog).
Bangga atas kerajinan dan kesatuan hati mereka.
SATU TUBUH DALAM TEAM BRAZIL!
Bangga karena mereka tanpa ragu dihadapan
semua orang berdoa bersama memuliakan Tuhan.
Bangga karena tanpa ragu membuat tanda kemenangan
dan menunjukkan keKatolikan mereka dan bersekutu
di hadapan semua mata yang melihat mereka.
TUHAN DIPERMULIAKAN MELALUI MEREKA!!!
Kutanya kepada diriku sendiri. Bagaimana
denganku?
Beranikah aku dengan bangganya memperlihatkan
kepada dunia bahwa YESUSLAH TUHANKU.
Maukah aku seperti mereka melalui karunia
yang mereka miliki memuliakan Tuhan dihadapan
semua orang.
Bisakah aku berkorban seperti mereka, bersatu
hati dalam satu Team pelayanan tanpa membeda-bedakan
satu sama lain??
Atau aku masih malu mengakui Yesuslah Tuhanku
dihadapan orang banyak,
Malu mengakui bahwa aku adalah seorang
KATOLIK
dengan malu malu membuat tanda salib
kemenangan
pada saat dihadapan orang banyak?
Masih suka membedakan sesama saudara ataupun
saudari??
MALAM ITU, Semua pemain Brazil telah
menjalankan
apa yang Tuhan pesan kepada kita semua
melalui
bakat dan karunia yang telah Tuhan
berikan
kepada mereka yaitu mewartakan Kabar
baik
yang datang dari Tuhan.
Ya, mereka telah menjadi pewarta-pewarta
kabar baik melalui karya dan bakat mereka.
Sampai pagi ini seluruh koran menuliskan
ttg mereka, dan tak ketinggalan pula
apa
yg telah mereka katakan,"Kami
mengucapkan
terima kasih kepada Tuhan…..".
kembali ke awal
JUST LIKE THE OTHER SIDE OF A COIN
Singapore, 04 September 2002
Hujan rintik pagi tadi membuat aku semakin
malas untuk berdiri dan bangun dari lelapnya
tidurku. Tapi kusadari tak ada yang bisa
kulakukan selain berdiri, meraih handukku
dan mandi. Aku butuh ke kantor !
Sambil berjalan cepat menuju MRT, kuraih
discmanku dan kuputar lagu favoritku dari
album Giving My Best - You are the center
of my Joy ! Bersiul siul aku masuk ke dalam
MRT.
Tiba-tiba teringat aku akan sms tante Etty
(Koordinator PDku) beberapa hari lalu yang
ia kutip dari salah satu ayat ," kamu
telah memulai dari Roh maukah kamu mengakhirinya
di dalam daging ?". Terdiam aku sambil
berdiri diantara jepitan orang orang yang
tak ku kenal. MRT melaju seiring pikiranku
melaju, sampai kapankah aku akan terus begini
? terpuruk dalam kekalahan yang kembali kurasakan.
Terpuruk dalam perasaan yang hampa dan tak
terarah. Aku ingin BEBAS ! Aku ingin LEPAS
!
Aku, seorang manusia yang dengan berani mengatakan
bahwa aku adalah seorang katolik, anak Bapa,
hamba Sang Raja. Tetapi, aku yang sama juga
menjadi seorang pencuri dalam kesombonganku,
aku yang sama juga telah melanggar janji-janjiku
kepada sang raja, aku pula yang mengambil
semua hadiah dari sang raja dengan cuma cuma
tetapi tidak bertanggung jawab atas semuanya
itu. Yang membuat aku jatuh dalam kesalahan
dan kebodohanku... LAGI.
Kuraih buku renunganku, SABBATH, ku buka
bacaan renungan hari ini ... As a coin has
two faces, inseparable from each other ....Baru
baris pertamaku baca, kembali aku terdiam.
Ya, seperti dua bagian dari sebuah koin.
Begitulah diriku. Disatu sisi aku rindu sekali
mengikuti kehendak Bapaku, tetapi disatu
sisi lain tersimpan kebusukanku yang tidak
berani aku tunjukkan pada orang orang disekitarku.
Segala kemalasan, keirian, sok suci, sensitif,
cepat tersinggung, lupa akan janji dan komitmen,
alasan alasan bodoh yang selalu aku buat
untuk melindungi diriku.
Tapi kusadari juga bahwa itu tidak terpisahkan
dari diriku. Kuingat saat saat aku berdoa
tadi malam setelah sekian lama aku berlari
dari semuanya itu, kutumpahkan semua perasaan
itu kepada DIA yang selalu setia kepadaku.
I want to be healed, I said. Ya, aku ingin
bagian lain dari koin itu diubahkan.
Seiring aku membaca, kutatap ayat yang berbunyi..
"karena itu, yang penting bukanlah yang
menanam atau yang menyiram, melainkan Allah
yang memberi pertumbuhan (1 Kor 3 :7)".
"Karena kami adalah kawan sekerja Allah;
kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah
(Ayat 9)". Tertarik, kubaca terus ayat
ayat selanjutnya," Karena tidak ada
seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain
dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu
Yesus Kristus".
Ahhh seperti seorang bodoh aku bergumam,
tentu saja ! Hanya Yesus Kristus yang dapat
membuat bagian koinku tersebut menjadi serupa
dengan bagian lainnya. "Tetapi kamu
adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik
Allah" (ayat 23) .... Ya aku adalah
milik Allah, betapa bodohnya aku melupakan
hal yang begitu istimewa dalam hidupku. Tanpa
kusadari aku tersenyum, teringat akan kotbah
tante winni dalam pertemuan kemarin. Katanya
hamba, katanya anak, tapi ngasih 1 jam buat
Raja and Yesus yang berkuasa dan bisa jalan
diatas air aja ngga mau. Ehh malah cari tanda-tanda
lain. Ya, kembali aku tersenyum.
Aku ingin menikmati dulu 'kenikmatan'
yang
menyakitkan ini, kataku kepada tante
etty
dalam keterpurukanku. Ah, betapa bodohnya
aku.Ternyata aku masih mencari tanda
tanda
lain, tanda tanda yang aku pikir lebih
berkuasa
dari Yesus Kristus. Tanda-tanda lain
yang
aku kira bisa membawa aku ke dalam
pertumbuhan
dan pengenalan akan Dia. Betapa bodohnya
aku, lupa bahwa sang pemberi tanda
tersebut
selalu ada didalam hatiku.
Mengalun suara Sidney Mohede dengan merdunya,
sambil menutup mata ku ikuti lirik lagu tersebut
.... "sekarangku memujiMu, Allah yang
setia, yang tak pernah meninggalkan, perbuatan
tanganMu. Sekarangku menyembahMu Allah yang
mulia sempurnakan s'genap hidupku, agar indah
bagiMu........."
Tuhan memberkati,
yang lagi bego.
Pesan:
For those who feel that they are good enough
to enter the Kingdom of God, pray.
For those who feel that they are not good
enough to enter the Kingdom of God, pray.
As what Jesus need is only your love.
"cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap
hatimu, dengan segenap pikiranmu dan dengan
segenap kekuatanmu"
"cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap
rohmu, dengan segenap jiwamu dan segenap
tubuhmu"
kembali ke awal
HAPPY BIRTHDAY MOTHER
HAPPY BIRTHDAY MOTHER September 8, 2002 is
the Mother Mary's Birthday, begitu yang dikatakan
oleh Rm. Joseph pada perayaan ekaristi sabtu
lalu. Terlihat begitu indah bunga bunga yang
mengelilingi patung Maria di hadapan semua
umat. Bahkan saat misa berjalanpun tetap
ada beberapa umat yang tak henti hentinya
menambahkan bunga bunga yang begitu indah
disekeliling patung bunda Maria.
Aku duduk tersenyum melihat begitu banyak
bunga di hadapanku, ah mungkin sekarang bunda
maria sedang sibuk menata rumahnya di surga
hahahaha. Begitu banyak anak-anaknya datang
memberi hadiah; baik bunga, doa ataupun pujian.
Kembali aku tersenyum saat melihat umat berbondong
bondong keluar untuk membeli lilin, saat
diumumkan bahwa akan ada perarakan patung
bunda maria tepat setelah misa selesai. Ternyata
Bundaku ini laku juga dengan memakai nama
Maria ternyata bisa jadi object marketing
yang hebat hahahaha.
Maria, Ibuku, Ibu kita, Ibu segala bangsa.
Sosok yang telah lama sekali aku kenal. Sejak
aku duduk di bangku sekolah dasar mendengar
pelajaran agama. Maria yang memberi contoh
kerendahan hati yang sempurna dari seorang
manusia. Yang memberi contoh ketaatan yang
sempurna dari seorang manusia. Yang memberi
contoh kesetiaan yang sempurna dari seorang
manusia.
Ya, kadangkala aku dengar diriku atau temanku
berkelit saat romo atau pengkotbah mengatakan
lihatlah kesetiaan Yesus, ketaatan Yesus.
Mereka sering berkelit dengan mengatakan,"
Ah, Yesus kan Tuhan, ceng li lah dia bisa
setia and taat sampai mati". Ada benarnya
sih J walau Yesus itu 100 % manusia dan 100
% Tuhan. At least dia itu Tuhan. Nah aku
kembali tersenyum, kalau maria tentu aku
tidak bisa berkelit lagi. Maria kan manusia
seperti diriku.
Maria, hmm mungkin sudah bosan aku dengar
ini. Yang perawan, yang menerima kabar dari
malaikat Gabriel bahwa ia akan mengandung.
Yang menerima segala hinaan, kan pada waktu
dulu bisa dihukum mati tuh alias dirajam
karena hamil tanpa nikah. Maria yang setia
pada saat Yesus melayani, setia pada saat
Yesus menderita, bahkan setia dibawah kaki
salib pada saat Yesus mati. "Ibu, inilah
anakmu. Dan inilah IbuMu". Kurang lebih
begitulah kata-kata Yesus kepadaku sebagai
muridnya.
Ya, Maria adalah Ibuku, sosok yang nyata,
sosok seorang manusia yang setia. Dengan
senang hati aku bersama teman-temanku mengangkat
bunda pada saat acara perarakan, berkeliling
gereja kami angkat bunda kami.
Mungkin sudah saatnya aku lebih lagi menanggapi
cinta Tuhan melalui wujud bundaku ini. Sudah
saatnya aku lebih menghormati bundaku. Sudah
saatnya aku belajar lebih lagi setia seperti
Maria yang setia. Belajar berkorban seperti
Maria yang berkorban. Belajar berserah seperti
Maria yang berserah. Hanya kepada Bapa.
Masih terngiang pesan romo Joe, biarlah
kita
dapat seperti lilin lilin yang kita
nyalakan
ini. Seperti Maria sendiri yang telah
menjadi
lilin bagi kita semua. Yang memberikan
dirinya
untuk menjadi terang bagi orang disekelilingnya.
Yang memberikan segalanya habis terbakar
untuk orang lain disekitarnya.
Selamat Ulang Tahun, bundaku. Semoga engkau
tetap selalu menjadi bundaku untuk selama-lamanya.
Menjadi bundaku yang berarti aku harus belajar
menyerupai engkau sama seperti kakak sulungku,
Yesus, dalam dirinya sebagai seorang manusia.
Salam maria penuh rahmat Tuhan sertamu,
Terpujilah engkau diantara wanita,
Dan terpujilah buah tubuhmu Yesus,
Santa maria bunda Allah,
Doakanlah aku yang berdosa ini,
Sekarang dan waktu aku mati.
Amin.
Tuhan memberkati,
kwang.
kembali ke awal
YOU TOO CAN BE AN ANGEL
Singapore, 09 Oktober 2002
Selamat pagi, satu hari baru lagi aku dapati
dari Tuhanku. Berjalan santai aku menuju
Ang Mo Kio MRT. Lalu lalang penumpang yang
penuh sesak kembali menjadi teman perjalananku
menuju Expo, MRT terdekat kantorku.
Kucari sosok seorang Ibu tua yang selalu
menarik perhatianku. Ah, kembali kulihat
sang ibu berjalan tertatih menghampiri kereta.
Ya, si ibu yang berjalan sambil memegang
tongkat. Si Ibu yang buta.
Hampir setiap pagi aku melihat ia berjalan
tertatih untuk masuk ke dalam kereta yang
penuh sesak tersebut. Sebelum akhirnya turun
di Cityhall dan berganti kereta menuju PayaLebar
dimana ia turun dan hilang dari pandanganku.
Kesal rasanya melihat kerumunan orang orang
yang, yach kalau boleh dikatakan egois sekali
rasanya. Setiap hari kuperhatikan, dari sekian
banyak orang yang berjalan dengan santai
atau tergesa-gesa, hanya segelintir tangan
yang mau membantu si ibu untuk berjalan.
Bisa dibayangkan sibuknya dan tegangnya si
ibu di tengah keramaian orang-orang yang
menunggu datangnya kereta. Tertabrak kesana-kemari
namun tetap berusaha melangkah sambil mengetukan
tongkatnya ke depan.
Tuhan memang baik, tentu saja. Ia tak pernah
meninggalkan ciptaanNya.
Selalu ada satu orang india yang sama, yang
menemani sang ibu. Dalam keheningannya, lelaki
itu berjalan dan menuntun si ibu. Seperti
menuntun ibunya sendiri. Kuperhatikan apakah
mereka saling mengenal, dan kusadari bahwa
ternyata mereka asing satu sama lain.
Ya, seperti seorang malaikat pelindung saja
lelaki itu. Dengan wajahnya yang tenang dia
menemani si ibu. Walaupun saling diam, mungkin
karena berbeda bahasa, si ibu rasanya tidak
bisa berbahasa inggris.
Tapi tadi pagi tidak kulihat si malaikat
itu. Namun seiring tanganku hendak menggapai
si ibu, sebuah sosok tangan mendahuluiku.
Ah seorang lelaki lain telah Tuhan lunakkan
hatinya untuk membantu si ibu. Seorang india
lain (hebat yach, mana org indonesia and
singaporenya hahahaha). Dengan tampang yang
gagah (yang ini rada seram), dia menuntun
si ibu.
Tersenyum aku melihat semua itu, ah Tuhan
memang baik.
Seiring kereta melaju, aku berpikir. Ya,
akupun bisa menjadi malaikat malaikat kecil
bagi si ibu. Tentu saja jika aku mau merendam
semua keegoisanku, keegoisanku untuk lebih
mementingkan diriku untuk mendapat tempat
duduk di dalam kereta dan lebih memperhatikan
orang yang membutuhkan disekitarku.
Ku raih buku tulisan Paus yang berjudul "Sahabat
di tengah Sahabat", ku baca pesan beliau
bagi kaum muda sedunia VII, Flourish whereever
you'll be planted… Tersenyum aku membaca
kalimat itu, ya seperti 2 orang india yang
baru kusebut, aku juga bisa memuliakan Tuhan
dengan orang disekelilingku.
You too can be an angel, kukatakan itu dalam
hatiku.
Bukan dengan hal hal yang besar, tetapi dalam
hal hal yang kecil, dalam kesederhanaan Yesus
yang telah di tunjukkan kedua 'malaikat'
tersebut.
Paya Lebar, ah si ibu berdiri dari tempat
duduknya dan berjalan keluar kereta. Bruk,
tak sadar ia menabrak seorang wanita. Dan
dengan senyum manisnya, wanita tersebut menuntun
tangan si ibu menuju eskalator dan hilang
dari pandanganku.
Ah, satu malaikat lagi yang Tuhan kirimkan
bagi si ibu.
Dan ya, You too can be an angel.
Tuhan memberkati,
Kwang
kembali ke awal
SEPATU
Ada kalanya aku berpikir bahwa manusia ini
mirip seperti sebuah sepatu. Ya, mirip sebuah
sepatu yang berkilap cemerlang sehabis disemir.
Sepatu yang habis disemir terlihat indah,
sama seperti waktu manusia diciptakan oleh
Allah, indah seturut rupa dan gambarNya serta
juga berkat berkat karunia yang Tuhan berikan
pada manusia.
Sepatu butuh disemir secara berkala kalau
tidak rusak, sama seperti manusia yang perlu
disayang secara nyata kalau tidak nanti bermasalah.
Sepatu butuh pasangannya agar menjadi lengkap
dan berguna, sama seperti manusia butuh keluarga
atau komunitas agar menjadi lengkap dalam
kebutuhannya.
Sepatu butuh perhatian; jikalau kotor dibersihkan,
kusam disemir, alasnya menipis disol atau
diganti, sama seperti manusia butuh perhatian;
jika lagi sedih dihibur, lagi bingung dibimbing,
lagi lapar diberi makan.
Tetapi sama halnya seperti manusia,
Sepatu tidak bisa berjalan sendiri tanpa
tuannya, sama seperti manusia tidak bisa
berjalan sendiri tanpa Tuhannya.
Sepatu yang mewah sekalipun akan hanyut atau
bahkan tenggelam di laut jikalau tidak menempel
pada kaki tuannya, sama seperti manusia juga
akan "hanyut" atau bahkan "tenggelam"
dalam dunia jikalau ia tidak "menempel"
pada Tuhannya.
Ya, mirip sebenarnya.
Sepatu butuh tuannya agar benar benar berguna
sebagai sepatu; apalah artinya sepatu mewah
jikalau hanya dipajang saja dan tidak dapat
digunakan oleh tuannya.
Sedang manusia butuh Tuhannya untuk bertumbuh
dalam hidupnya; apalah artinya manusia yang
penuh karunia jika hanya disimpan saja tanpa
mengembangkan iman atau bakat dan karunia
agar berguna bagi Tuhan dan orang disekitarnya.
Sepatu oh sepatu, kamu butuh tuanmu.
Manusia oh manusia, cepat cari Tuhanmu.
kembali ke awal
GALATIA 1 : 10
"Am I now trying to win the approval
of men, or of God? Or am I trying to
please
men? If I were still trying to please
men,
I would not be a servant of Christ."
Galatia 1:10
Ihhh keras yach kedengerannya...!!! Takutt...!!!
Setelah merenung sesaat, aku berpikir "yach
suka or nggak, enak or nggak, sesuai or nggak,
tp itulah kenyataan yang mesti kita hadapi."
Temen2, pasti sering banget yach kita ini
mencari apa yang manusia pikirkan, senangi
dan ukurkan. Dalam segala kegiatan kita.
Di kantor, school or rumah, di kalangan teman2
and juga pelayanan. Sering sekali kita bentrok
dengan ayat ini. Kalo dipikir2 kita itu muna
banget sich...!!! ngakunya ikut Kristus,
pelayanan, bla, bla, etc... tapi kok masih
mau se-enak perut and juga nggak mau mengikuti
apa yang menjadi KeinginanNya and juga KehendakNya.
Ada kalanya kita ini juga mencari apa sich
yang ada di pikiran manusia. Bagaimana kita
ini harus berlaku, berkata and berpikir supaya
kita ini disukai dan diterima oleh kalangan
teman2 or society. Aku pun sering melakukan
ini. Aku memasang "topeng" yang
mana aku sendiri tidak suka, baik sadar maupun
secara tidak sadar. Tapi karena keadaan and
situasi, saya harus begini. Tujuannya : supaya
diterima and juga disukai.
Aku juga tidak mengatakan bahwa apabila kita
melakukan hal-hal yang "kelihatannya"
baik adalah salah semuanya. Namun, perlu
kita menilik motivasi di belakang semua ini.
Apakah tindakan aku itu mau menyenangkan
Tuhan or orang? Menurutku, sangat tipis perbedaannya,
apabila kita liat dengan kasat mata.
Dari ayat ini, saya secara pribadi juga disadarkan
kembali, apa artinya kalau kita mengatakan
bahwa kita ini adalah pengikut Kristus. Menjadi
pengikut Kristus dalam segala tindakan kita,
dan dimanapun kita berada. Terlebih lebih
dalam kegiatan pelayananku. Siapa kah yang
aku layani? Sudah benarkah motivasi ku dalam
pelayanan ini? Sangat berat bagiku bisa membedakan
bagaimana caranya kita ini bisa menjadi muridNYA
yang sejati. Hari ini kita jatuh, besok kita
bangkit. Namun satu hal yang aku ingat, bahwa,
TUHAN tidak pernah jatuh. DIA selalu selamanya
BANGKIT. Dialah kebangkitan kita itu.
Doa : Ya Tuhan, bentuklah hatiku supaya menyerupai
hatiMU. Dan kiranya Roh KudusMU saja yang
selalu membimbing pemurnian motivasiku dalam
setiap waktu. Ajarlah aku sehingga segala
tindakan, perkataan and pikiran ku dapat
selalu menyenangkan HATIMU.
Terima kasih Yesus.
Keep all our faith in Jesus !
kembali ke awal
WHAT TIME IS THE MASS?
"What time is the Mass?" Salah
satu pertanyaan yang mengelitik dan yang
menyedihkan kata Romo yang membawakan Perayaan
Ekaristi pada Minggu pagi kemarin di Gereja
Christ the King. Satu pertanyaan yang ditanyakan
seorang umatnya yang tinggal di Ang Mo Kio,
via telepon. Padahal orang tersebut telah
tinggal selama 20 tahun di Ang Mo Kio dan
masih juga ia tidak tahu jadwal parokinya
(Yang notabener juga di Ang Mo Kio).
Sempat aku berpikir bahwa wah Romonya kok
gitu, bagaimana kalau si umat itu hadir di
sana. Dan memang lagi ingin kembali ke gereja/berkomunitas
setelah sekian lama menghilang. Sekali dengar
komentar sang Romo bisa-bisa jadi ngga datang
lagi deh.
Lalu kupejamkan mataku, kurenungkan kalimat
itu. Dan aku sadari bahwa ada yang hilang.
Awareness and willingness, aku rasa itu yang
hilang dari pertanyaan si umat. Lalu, kuingat
pula kebingungkan ku kemarin, aduhhh hari
ini ada pertemuan doa ngga yach, aduhhh kapan
latihan nyanyi, kapan nih acara adorasi.
Wah kalau dipikir-pikir sama dengan pertanyaan
si umat tersebut,
Awareness and willingness, itu yang hilang
dari pertanyaan tersebut.
Sering aku berpikir bahwa aku sudah memberikan
yang terbaik baik gereja dan komunitasku,
udah cukuplah. Tapi Tuhan nyatakan padaku
bahwa aku masih terlalu jauh.
Kadang aku berpikir buat apa aku mengingat
semua jadwal-jadwal itu, toh nanti akan aku
terima sms yang mengingatkan tentang jadwal
tersebut. Buat apa aku repot report mikirin
latihan, toh nanti tetap akan ada yang mengajak
aku untuk latihan. Atau buat apa aku mengingat
nada nada lagu yang dinyanyikan, toh nanti
bisa liat buku atau seadanya deh.
BUT, I MISS THE BIGGEST POINT!
Point terpenting yang adalah apakah aku memberikan yang terbaik dari milikku bagi komunitasku, yang juga
berarti bagi Tuhanku.
Kalau aku mau memberikan yang terbaik dari
diriku, dengan kerendahan hati mengingat
semua jadwal tersebut. Mengingat lagu lagu
sehingga aku bisa membantu dalam nyanyian
dengan yang terbaik dari kemampuanku.
Ku ingat bacaan Injil hari ini (Lukas 21:
1 -4), Dua peser uang yang dimasukan si janda
tua lebih berharga dari ratusan yang dimasukan
oleh saudagar-saudagar kaya raya itu. Karena
si janda memberikan yang terbaik dari dirinya.
Walau kecil sekalipun itu merupakan yang
paling berharga dari miliknya.
SMALL IS BEAUTIFULL, yah, walaupun sekecil
apapun usahaku kalau aku berikan dengan yang
terbaik akan menjadi suatu yang indah dimataNya.
Awareness and Willingness, dua hal yang tidak
terlepaskan satu sama lain.
Aku perlu untuk lebih aware dengan sekitarku.
Aku perlu untuk lebih willing dalam memberikan
apa yang aku miliki
Aku perlu untuk memberikan diriku, apa adanya
demi kemuliaanNya.
Jadi ingat lagu yang akan dinyanyikan untuk
Pertemuan PD nanti.
Ku bri yang terbaik,
BagiMu Kurelakan segalanya.
Yang terbaik, BagiMu Sg'nap hatiku, dan sg'nap
jiwaku.
Terima kasih Tuhan, Allah Roh Kudus, dalam
kesederhaanMu, Engkau mengingatkan aku kembali
akan hal hal dasar dalam kehidupan kristiani
bersamaMu. Terima kasih.
Tuhan memberkati,
Kwang.
kembali ke awal
ITULAH YANG BIKIN SERU
Hari Kamis, 5 Desember 2002 lalu. Setelah
satu hari sebelumnya kita bercapek-capekk
ria menyelesaikan Misa dan Adorasi. Kita
berkumpul bersama di tempat tante Hedy dalam
rangka Q & A with Romo Yohanes. Tidak
banyak yang hadir pada hari itu. Mungkin
kecapekan atau mungkin sibuk dengan kegiatan
masing-masing.
Acara di mulai dengan ramah tamah (Biasa
bawaannya makan mulu), setelah tunggu punya
tunggu, akhirnya acara dimulai dengan puji-pujian
dan doa bersama.
Diawali dengan sepatah kata dari Pelayan
wilayah kita (Fenni), romo Yohanes mulai
di jelali dengan pertanyaan-pertanyaan yang
seru.
Saat Romo mulai menceritakan pengalaman-pengalaman
manis dan pahit selama membangun Komunitas
ini. Ada yang mendukung, ada yang kurang
mendukung bahkan ada yang tidak mendukung.
Beliau menceritakan tentang sikap karakter
dan sifat dari orang orang yang pernah ditemuinya
atau bahkan dia kenal.
Satu hal yang menarik perhatian saya adalah
kata "Itulah yang bikin seru…"
Itulah yang bikin seru, yaitu adanya perbedaan
sikap ataupun pendapat. Ini menunjukkan betapa
Tuhan kita itu jauh lebih besar dari apa
yang kita kira. Tidak ada satu manusia pun
yang Ia ciptakan sama.
Tapi kadang kita lebih suka menikmati atau
mencari orang orang yang kita anggap 'sama'
dengan kita. Kalau berbeda dikit "yachhh ngga bisa in dech ama dia".
Ngga cocok dech ama dia, susah dech.
Kita lupa kalau inilah yang bikin seru, dalam
arti inilah yang bisa membuat kita bertumbuh
dalam kesetiaan ataupun pengharapan kepada
Tuhan. Melihat keunikan satu dengan yang
lain.
Kita lupa kalau ini juga menunjukkan bahwa
takaran yang Tuhan pakai buat kita itu jauhhhh
lebih tepat dibanding takaran yang kita pakai.
Karena Yesus melihat semua manusia bukan
hanya beberapa manusia.
Memang semua itu tidak ideal, tapi itu relita.
Kalau ideal-nya sih semuanya se-ide dan se-pendapat
(tentu saja yang dimaksud adalah ide dan
pendapat yang positif). Tapi pada realitanya
itu jarang sekali terjadi (bukan berarti
tidak bisa), dan biasanya yang seru-seru
itu yang terjadi.
Kalau saya hubungkan dengan pembicaraan saya
dengan Elren (Julianto dan Silvy) pada hari
Jumat di NUH (Sehabis bertemu dengan si kecil
Aaron). Kata "Saya tidak cocok"
atau "Dia kok gitu" atau "Kok
bisa yach dia gitu" atau "Gila,
ada yach org kayak gitu.." atau yang
lain lain. Itu semua karena adanya takaran
yang ada dipikiran kita. Baru kita bisa mengatakan
hal hal seperti itu.
Dengan tidak sadar kita sudah menghakimi
orang yang kita bicarakan. Saya rasa, waktu
Yesus mengatakan janganlah kita menghakimi
dengan takaran kita sendiri, Yesus tidak
hanya bermaksud tentang penghakiman yang
dilakukan oleh orang orang terhadap si wanita
yang ketahuan berzinah. Yang notabene udah
ketahuan berbuat salah.
Tapi terlebih, sikap hati dan pikiran kita
sehari-hari.
Kata-kata di atas tersebut, hanya bisa kita
keluarkan karena orangyang kita bicarakan
tersebut tidak sesuai dengan apa yang ada
di dalam pikiran kita.
Ihh norak banget sih dia (hanya karena si
A lebih suka memakai pakaian yang tidak kita
sukai model atau warnanya).
Gila kok ada yahh orang kayak gitu (hanya
karena si B tidak suka bla bla yang kita
sukai)
Dia kok gitu yach, and so on and so on.
WHY?? hanya karena mereka melakukan sesuatu
yang tidak sesuai dengan apa yang biasa kita
lakukan (atau notabene berbeda dengan kita).
Sama seperti orang farisi yang terus menerus
menegur Yesus atau murid-Nya saat mereka
melakukan sesuatu yang berbeda dengan mereka.
Orang-orang farisi tersebut menilai Yesus
dan murid-Nya dengan takaran mereka sendiri.
Takaran yang kalau boleh diartikan kebiasaan
kita, diri kita, pikiran kita.
Tapi yach, idealnya sih kita tidak seperti
itu, tapi realitanya mungkin berbeda.
Saya mengucapkan syukur pada Tuhan akan hal
diatas yang saya sharingkan, ideal dan realita,
menghakimi. Itulah yang bikin seru. Ops,
bukan berarti kita berpasrah dengan segala
hal-hal yang seru itu (yang hehehe notabene
biasanya membuat orang jadi ribut atau bermusuhan).
Tetapi terlebih bagaimana kita masing-masing
mau merendahkan hati kita dan menerima hal-hal
yang bikin seru itu. Untuk apa? Tak lain
untuk belajar dalam pengharapan dan iman
kepada Tuhan.
Itulah yang bikin seru. Dan at least saya
semua itu berarti buat saya.
Tuhan memberkati,
kwang
kembali ke awal
NATAL SEPERTI APA YANG AKU INGINKAN?
Tak terasa 2 minggu lagi natal tiba. Suasana
natal sendiri dapatku lihat sejak beberapa
minggu sebelumnya. Mall, Jalan jalan, Rumah-rumah
semuanya terhias indah dengan hiasan berwarna
merah, teman-teman mulai merencanakan liburan
mereka, dan lain-lain sebagainya, yah memang
selalu begitu rasanya.
Natal tahun ini adalah Natal ke-dua bagiku
sejak aku datang bekerja di Singapura. Tak
berbeda jauh rasanya hiasan-hiasan yang aku
lihat di semua tempat yang aku kunjungi.
Bahkan terlihat bahwa semua tempat tersebut
seakan-akan berlomba untuk menjadi yang terindah
pada natal ini.
Masih ku-ingat pertanyaan dari Romo Fernandez
(Christ The King Church) pada Homili yang
beliau berikan. "What kind of Christmas
that you want?". Ya, Natal seperti apa
yang aku inginkan tahun ini. Ku-coba mengingat
natal-natal di tahun yang telah lewat, teringat
juga akan kerinduanku atau bahkan janjiku
pada masa-masa advent sebelum menyambut natal.
Ah, rasanya semuanya telah terlupakan. Masih
kuingat juga kukatakan pada diriku pada natal
tahun lalu bahwa aku akan berusaha lebih
lagi belajar mengenal Tuhan Allah Tritunggal
yang kudus. Masih kuingat juga janji dan
petisi yang aku cetuskan dalam hatiku.
Tapi rasanya semua telah terlupakan dalam
perjalanan satu tahun ini.
Natal tetaplah sebuah natal, Yesus tetap
akan hadir seperti tahun tahun sebelumnya.
Tentu saja, sebab Dia adalah setia. Tapi
apakah aku akan tetap sama? Masih terbungkuskan
dengan dosa-dosa yang sama? Keterikatan-keterikatan
yang sama? Masih berkutat dan bergumul dengan
hal-hal yang sama?
Ingin rasanya aku menangisi diriku sendiri
kalau kuingat siapa dan apa diriku sebenarnya.
Dari tahun ke tahun, rasanya tidak ada yang
dapat aku tawarkan kepada Tuhanku pada hari
natal, tidak ada yang istimewa. Masih saja
aku seperti mereka yang menutup pintu penginapan
dan membiarkan Yesus lahir di palungannya
walaupun Ia telah berkali-kali datang mengetuk
hatiku. Masih saja aku terbungkus dengan
dosa dan keterikatan yang sama.
Ya, Natal seperti apa yang aku inginkan tahun
ini?
Yang bisa aku lakukan adalah terus berharap
kepadaNya.
Semoga suatu saat nanti Natal akan lebih
berarti bagi diriku yang hina ini. Membuka
hatiku dan benar benar berjuang untuk bebas
dari segala kebodohanku, kesombonganku dan
kenistaanku.
Semoga bukan hiasan dunia yang aku kenakan
untuk menyambut Dia di tahun ini, tapi dengan
kekudusan yang rasanya sudah susah sekali
aku temukan dalam diriku.
Satu harapanku adalah walau pada akhirnya
aku tidak dapat masuk ke dalam surga dan
bersama Dia, biarlah Dia boleh melihat aku
dari kejauhan sebagai seorang pejuang yang
terus berusahan untuk masuk ke dalam surga
dan berkumpul bersama Dia.
Jesus Son of David, Have mercy on me, I am
a sinner.
Yang berdosa,
Kwang.
kembali ke awal
|